Dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, seddiam nonumy eirmod tempor. invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadip- scing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur.
 

TASAWUF HAMKA

A. Latar Belakang
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bahwa banyak sekali kaum sufi yang mengatkan dan mendefinisikan ilmu tasawuf yang intinya menyatukan dirinya dengan allah dan mengharuskan untuk meninggalkan eidupan yang terkait dengan kehidupan dunia. Mereka terlalu takut dengan ancaman allah terhadap orang yang mementingkan dunia ketimbang dengan dunia akhiratnya. Seperti ibnu khaldun yang mendefinisikan tasawuf itu adalah orang yang tekun beribadah dan memutuskan hubungan dengan segala sesuatu selain allah SWT.
Dari pengertian itulah, umat islam mempunyai anggapan bahwa mereka akan bertasawuf dengan meninggalkan kehidupan dunia. Padahal islam sebenarnya tidak mengharap seperti itu, akan tetapi seharusnya ada keseimbangan antara dunia dan akhirat, sehingga umat islam tidak lemah ekonominya. Kalau sudah islam lemah ekonominya maka yang jelas, umat islam akan mengurangi rasa solidaritasnya antar umat islam, sehingga persatuan dan kesatuan umat islam tidak tercapai bahkan akan saling memusuhi sesamanya.
Karena itulah, lahirlah seorang hamka yang membawa konsep baru dalam dunia tasawuf dan hamka tahu betul akan kondisi umat islam saat ini, karenanya beliau menganggap hubungan sesama manusia juga merupakan urusan dirinya bahkan beliau berkata dalam bukunya "Negara itu adalah diri dan diri ini adalah negara".



B. Rumusan Masalah
Untuk lebih jelasnya tentang pemikiran hamka, penulis uraikan beberapa rumusan masalah sebagai landasan dalam penulisan makalah ini.
1. Siapa hamka itu?
2. Bagaimana pemikiran tasawuf hamka?
3. Bagaimana corak pemikiran hamka?
4. Apa saja karya-karya hamka?

A. Biografi Hamka
Hamka merupakan singkatan dari haji abdul malik bin abdul karim amrullah. Beliau adalah seorang ulama, aktifitas politik dan penulis besar Indonesia. Beliau lahir pada tanggal 17 februari 1908 dikampung molek. Hamka mendapat pendidikan rendah disekolah dasar meninjau sampai tingkat darjah dua. Ketika usia hamka mencapai 10 tahun, ayahnya yang bernama ssyeh karim bin amrullah atau terkenal dengan sebutan hajirasul, telah mendirikan sumatera thawalib dipadang panjang. Ditempat itulah hamka mempelajari ilmu agama dan mendalami ilmu bahasa arab, tetapi pada waktu itu hamka belajar disebuah surau dan masjid yang dipandu langsung oleh syekh ibrahim musa dan masih banyak lagi para syekh yang mengajarinya.
Pada tahun 1927 hamka memulai karirnya sebagai guru agama dimedan dan guru agama di padang panjang. Setelah itu hamka dilantik sebagai pengajar di universitas islam Jakarta pada tahun 1957 hingga tahun 1958. dan dilantik menjadi rector perguruan tinggi islam dan professor universitas mostopa, Jakarta. Pada tahun 1951 sampai 1960 beliau diangkat menjadi pegawai tinggi agama oleh menteri agama. Tetapi setelah mendapat pertimbangan dari soekarno untuk memilih antara pengawai negeri dan sebagai aktifitis politik majelis syuro muslimin Indonesia (masyumi), beliau memilih meninggalakan jabatannya itu.
Hamka juga aktif digerakan islam melalui kubuh muhammadiyah, dia juga ikut membangun muhammadiyah untuk melawan kurofat, bid'ah, tarekat dan keyakinan sesat dipadang panjang pada tahun 1925. hamka mendirikan pusat latihan pedakwah muhammadiyah pada tahun 1929, dan pada tahun 1931 menjadi dewan konsul muhammadiyah di makasar. Sehingga beliau terpilih menjadi ketua majlis muhammadiyah di Sumatra barat, menggantikan S. Y. sutan mangkuto tahun 1946, pada konferensi muhammadiyah. Setelah itu, pada tahun 1953, hamka terpilih menjadi penasehat pimpinan pusat muhammadiyah, hingga akhirnya beliau diangkat menjadi ketua majlis ulama Indonesia (MUI) oleh menteri agama Indonesia, prof. dr. mukti ali pada tanggal 26 juli 1977. tetapi pada tahun 1981 hamka melepaskan jabatannya karena nasehatnya tidak digubris oleh pemerintah.
Hamka merupakan orang yang aktif di berbagai bidang mulai guru, da'I, pengarang, politikus, sampai menjadi wartawan dan editor dibebagai media diantaranya: pelita andalas, seruan islam, bintang islam, dan seruan muhammadiyah. Diantara karyanya yang paling besar adalah tafsir al azhar (5jilid) yang ditulis dipenjara, kebetulan dia dituduh orang yang pro Malaysia oleh presiden soekarno, dari tahun 1964-1966. sedangkan novel-novelnya yang mendapat perhatian dari kalangan umum dan menjadi teks sastra di Malaysia dan singapura adalah tenggelamnya kapal van der wijk dibawah lindungan ka'bah dan merantau ke deli.
Hamka pernah mendapat penghargaan dan anugrah pada peeringkat nasional dan antar bangsa seperti anugerah kehormatan doctor honoris kausa, universitas al azhar, 1958; doctor honoris kausa, universitas kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelar datuk indono dan pangeran wiroguno oleh pemerintah Indonesia. Akhirnya hamka meninggal dunia pada 24 juli 1981, namun jasad boleh tiada tapi karya-karyanya masih terpatri diberbagai media cetak maupun elektronik.

B. Pemikiran Hamka tentang Tasawuf
Konteks tasawuf seperti yang telah saya paparkan pada pendahuluan itu, menurut hamka akan berdampak negative terhadap perkembangan umat islam, karena paling tidak dengan adanya definisi seperti itu membuat umat islam untuk bermalas-malasan dengan dalih bertasawuf dan berzuhud. Sehingga hamka memutuskan dan membagi tasawuf itu kedalam dua sisi, yaitu: tasawuf sisi negative dan positif , agar umat islam tidak mengikuti gaya tasawuf para shufi yang dalam pengertiannya harus meninggalkan kehidupan dunia. Menurut hamka itu semua tidak sesuai dengan harapan islam yang mengharuskan adanya keseimbangan antanra dunia dan akhirat. Kalau cara shufi yang demikian di praktikkan pada saat sekarang maka manusia akan tersisihkan dalam pergaulannya yang menuntuk menusia harus memiliki tempat yang layak didunia ini karena sesungguhnya dunia dan akhirat tidak bias dipisahkan.
Dalam tasawufnya, hamka menitikberatkan pada kebahagiaan, pemikirannya tentang bahagia bisa dirajut dengan kehidupan dunia, kalau para shufi terdahulu mengharuskan pemutusan terhadap kehidupan dunia untuk mencapai yang namanya ma'rifat dan kebahagiaannya, maka hamka cenderung melihat dunia dengan berbagai perangkatnya menjadi sarana yang perlu untuk mencapai kebahagiaan itu sendiri . Adapun unsur-unsur penyusun kebahagiaan hamka memaparkan faham-faham dari berbagai tokoh seperti: phitagoristen, platonisten aristoteles dan imam al ghazali.
Menurut faham phitagoristen dan platonisten anasir bahagia itu tersusun atas empat sifat utama yaitu: hikmat, keberanian, 'iffah (kehormatan) dan adil . Aristoteles menyusun bahagia dengan lima perkara yaitu: badan sehat, kekayaan cukup, indah sebutan atau terpuji, tercapai yang dicita-citakan dan tajam fikiran. Semua itu jika terkumpul maka akan tercapailah kebahagiaan yang sejati. Setelah mengemukakan pendapat yang dua itu, hamka meaparkan pula tentang penyusun bahagi menurut imam al-ghazali yang tersusun dalam lima bagian yaitu: (1) kebahagiaan akhirat, yakni kebahgiaan yang tiada taranya. Hal ini tidak akan tercapai tanpa bagian yang ke(2) ini, keutamaan akal budi yang meliputi: sempuna akal dengan ilmu, dapat menjaga kehormatan, berani karena benar dan takut karena salah serta adil. Inipun tidak tercapai tanpa melalui bagian ke(3), keutamaan tubuh yang meliputi: sehat, kuat, umur panjang dan elok. Hali ini juga harus melalui bagian ke(4), keutamaan dari luar badan yang terdiri dari: kaya harta, kaya famili, terpandang atau terhormat dan mulia keturunan. Bagian empat ini akan sempurna jika tercapai bagian ke(5), keutamaan yang karena taufiq dan pimpinan Allah yang mengandung empat bagian yaitu: petunjuk, pimpinan, sokongan, dan bantuan Allah.
Dari anasir-anasir bahagia yang diungkap oleh hamka itu, jelaslah bahwa untuk mencapai kebahagian yang sempurna harus melalui kebahagian yang ada didunia, seperti kecukupan harta. Hamka menjelaskan bahwa banyak maksud-maksud suci dari orang yang suci hatinya menjadi terhalang karena kemiskinan . Rukun islam dan juga kewajiban yang lain yang diserukan dalam islam banyak sekali yang membutuhkan peran kehidupan dunia seperti harta karena apabila orang tidak memiliki harta maka untuk melaksanakan rukun islam seperti zakat tidak akan terlaksana, rukun islam yang kelima juga membutuhkan yang namanya uang sebagai ongkos untuk sampai ketanah suci mekkah.
Selain itu sebagai manusia, yang namanya kehormatan tetap menjadi pilihan dalam hidup karena apabila namanya telah tercemar maka orang akan menghindarinya. Menurut hamka penghormatan itu penting walaupun kata hamka " kita tidak boleh takabur dan mencari nama, tetapi tidak terlarang kita berusaha mencari kehormatan dengan memperbaiki budi sendiri. Gila hormat tidak boleh, tetapi menjadi orang terhormat, haruslah jadi tujuan hidup" . Dari itu Jelaslah bahwa kehidupan dunia adalah jalan menuju kebahagiaan yang sejati. Dengan adanya tawaran seperti itu maka jelaslah bahwa pemikiran hamka cocok sekali dengan jaman sekarang ini, karena beliau tidak menyuruh untuk meninggalkan perkara keduniaan bahkan menyuruh kita untuk bekerja keras karena kehidupan dunia merupakan penopang untuk mencapai kebahagiaan yang sejati. Hamka juga menyeru kita untuk kembali kepada tasawuf yang diajarkan oleh nabi Muhammad. Yaitu "memegang sikap hidup yang hati tidak berhasil dikuasai oleh hidup kedunian" . Dengan seperti itu kita hidup boleh bekerja asalkan tidak lebih mementingkan dunia dari pada akhirat.

C. Corak Pemikiran Hamka
Dilihat sepintas corak pemikiran hamka seakan mengacu pada tasawuf falsafi, mengingat konsep tentang tuhan merupakan perkembangan lebih lanjut dari pemikiran para ahli kalam dan filusof. Hamka pun mengakui sendiri dalam buku taswuf modernnya, bahwa itu bukan ciptaan otaknya, mengingat beliau masih muda dan sedikit pengetahuannya akan tetapi, itu hanyalah ditilik dari buku karangan ahli filsafat dan tasawuf islam dibandingkan dengan Al-qur'an dan hadist . Akan tetapi hamka juga banyak mengembalikan kepada Al-qur'an dan hadits sehingga hamper sama dengan tasawuf salafi.
Dengan adanya dua pemikiran itu maka dapat disimpulkan bahwa tasawuf hamka merupakan perpaduan antara salafi dan falsafi dan disbut tasawuf neo-sofiisme. Neo-sofisme berarti sufi yang yang baru dalam artian konteks yang diajarkannya lain dengan ajaran tasawuf terdahulu. Hamka mnyadari betul akan kondisi saat ini yang serba membutuhkan materi sehingga kalau tasawuf terdahulu dikembangkan saat ini maka akan tersisihkan dari dunia social.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kehidupan modern mempunyai cirri khusus, seperti yang dipaparkan oleh Deliar Noer, masyakat modern bercirikan: bersifat rasional, berpikir objektif, menghargai waktu, berpikir jauh kedepan dan bersikap terbuka . Dengan kondisi yang seperti itu, jika ajaran tasawuf yang harus menjauhi dunia itu tidak cocok lagi, yang cocok adalah ajaran tasauf yang bisa menjembati antara kehidupan dunia dan akhirat.

D. Daftar Karya Hamka
1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab.
2. Si Sabariah. (1928)
3. Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929.
4. Adat Minangkabau dan agama Islam (1929).
5. Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929).
6. Kepentingan melakukan tabligh (1929).
7. Hikmat Isra' dan Mikraj.
8. Arkanul Islam (1932) di Makassar.
9. Laila Majnun (1932) Balai Pustaka.
10. Majallah 'Tentera' (4 nomor) 1932, di Makassar.
11. Majallah Al-Mahdi (9 nomor) 1932 di Makassar.
12. Mati mengandung malu (Salinan Al-Manfaluthi) 1934.
13. Di Bawah Lindungan Ka'bah (1936) Pedoman Masyarakat,Balai Pustaka.
14. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1937), Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
15. Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
16. Merantau ke Deli (1940), Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi.
17. Margaretta Gauthier (terjemahan) 1940.
18. Tuan Direktur 1939.
19. Dijemput mamaknya,1939.
20. Keadilan Ilahy 1939.
21. Tashawwuf Modern 1939.
22. Falsafah Hidup 1939.
23. Lembaga Hidup 1940.
24. Lembaga Budi 1940.
25. Majallah 'SEMANGAT ISLAM' (Zaman Jepun 1943).
26. Majallah 'MENARA' (Terbit di Padang Panjang), sesudah revolusi 1946.
27. Negara Islam (1946).
28. Islam dan Demokrasi,1946.
29. Revolusi Pikiran,1946.
30. Revolusi Agama,1946.
31. Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946.
32. Dibantingkan ombak masyarakat,1946.
33. Didalam Lembah cita-cita,1946.
34. Sesudah naskah Renville,1947.
35. Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret,1947.
36. Menunggu Beduk berbunyi,1949 di Bukittinggi,Sedang Konperansi Meja Bundar.
37. Ayahku,1950 di Jakarta.
38. Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950.
39. Mengembara Dilembah Nyl. 1950.
40. Ditepi Sungai Dajlah. 1950.
41. Kenangan-kenangan hidup 1,autobiografi sejak lahir 1908 sampai pd tahun 1950.

E. Kesimpulan
1. Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah
2. Pemikiran tasawuf Hamka sangat relevan dengan zaman modern, yaitu konsep dari tasawuf Hamka cocok dengan keadaan sekerang karena beliau menyeru agar tidak meninggalkan dunianya sejauh tidak di kuasai hatinya oleh dunia.
3. Hamka tergolong pada tasawuf yang bercorak neo-sufisme
4. diantara karya-karyanya yang paling besar adalah tafsir al-azhar 30 juz dan dibidang tasawuf hamka menulis buku yang berjudul tasawuf modern.

DAFTAR PUSTAKA
Sholehan, H.2006 Relevansi Pemikiran Tasawuf Hamka, Alpha, Surabaya
Hamka. 1984, Revolusi Ideologi dan Keadilan Sosial, Pustaka Panjimas, Jakarta
Hamka. 1993. Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya.Jakarta : Pustaka Panjimas.
Hamka. 1939. Tasawuf Modern. Medan : Yayasan Nurul Islam.
Solihin,M. dan M. Rasyid Anwar. 2005. Akhlaq Tasawuf. Bandung : Nuansa
Jamil, M. 2007. cakrawala tasawuf. Jakarta: gaung persada press.
Haeri, syaikh fadhalla. 2000. jenjang-jenjang sufisme. Yogyakarta: pustaka pelajar.
Read more

Penciptaan Manusia Dalam Al Qur’an

“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sari tanah, kemudian kami menjadikannya air mani pada tempat yang kukuh dan terpelihara (rahim) kemudian kami menjadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging kami jadikan tulang-tulang, maka kami liputi tulang-tulang itu dengan daging, kemudian kami menjadikannya satu bentuk yang lain. Maha suci Allah sebaik-baik pencipta”[1].

“ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari air mani yang bercampur”[2].

Proses kejadian manusia berawal dari dalam kandungan selama lebih kurang sembilan bulan. Selama di dalam kandungan kejadian manusia mengalami beberapa proses: Dari setetes air mani. Setelah beberapa lama, menjadi segumpal darah. Allah berfirman di dalam surat Al-Alaq: “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”[3]. Kemudian setelah beberapa lama menjadi segumpal daging. Kemudian dari segumpal daging tadi dijadikan tulang-tulang yang dibungkus oleh daging-daging tersebut. Kemudian dijadikanlah bentuk rupa yang sempurna.

Di dalam tafsir Mafatihul Gaib dijelaskan: “kami ciptakan seorang makhluk dalam penciptaan pertama yang akan nantinya menjadi manusia akan tetapi dia kami non aktifkan. Dia memiliki mulut tetapi bisu. Dia memiliki telingga tetapi tuli, memiliki mata tetapi buta”. (Tafsir Fakhrurozi, 85/23).

Di dalam hadits Bukhari Muslim, masa tiap-tiap perubahan adalah 40 hari dan setelah sempurna maka Allah mengutus malaikat untuk menulis empat ketentuan:

1. Menuliskan amal perbuatannya selama hidupnya
2. Menuliskan rizkinya kaya atau miskin
3. Menuliskan nasibnya baik atau buruk
4. Menuliskan ajalnya kapan, dimana dan bagaimana ia mati

Di sini penulis kemukakan juga proses penelitian para ahli yang sejalan dengan Qur`an tentang proses kejadian manusia.

Riset dan penelitian ilmiah kontemporer membuktikan bahwa Al-Quran banyak memiliki tanda-tanda ilmiah (sains). Hal ini diperkuat dengan banyaknya lahir buku-buku yang membahas korelasi antara Al-Quran dan sains modern. Meskipun Al-Quran bukanlah buku sains, namun jika ia sarat dengan sinyal-sinyal sains; hal ini tidak dapat dipungkiri keberadaannya.

Hal ini disinyalir oleh Dr. Dzakir Abdul Karim (2003) bahwa Al-Quran bukanlah buku sains, tetapi ia adalah buku yang memuat tanda-tanda (sains) saja. Di dalamnya terdapat 6.000 ayat lebih dan sekitar 100 ayat lebih berbicara masalah sains tersebut.

Dr. Ahmad Syauqi al-Fanjary (2000) menyatakan bahwa masalah reproduksi (al-tanâsul) dan pertumbuhan embrio (nasy’ah al-janîn) merupakan salah satu rahasia ilmiah yang sangat kompleks. Ia begitu rahasia bagi manusia hingga ditemukannya mikroskop yang canggih, seperti mikroskop elektron yang mampu membesarkan benda hingga mencapai 200.000 kali. Hal ini tidak ada sebelumnya, kecuali pada abad ke-20.

Hal ini juga disinyalir oleh Dr. Zakaria Hamîmiy di dalam bukunya al-‘I`jâz al-`Ilmiy fî al-Qur’ân al-Karîm bahwa hingga mendekati abad ke-19 para ahli embrio (ulamâ` al-‘ajinnah) terbagi dua kubu; kubu pertama kelompok yang menyatakan bahwa manusia telah menjadi makhluk (tercipta) dengan sempurna di dalam sperma dalam bentuk yang hina dan kelompok kedua adalah kelompok yang menyatakan bahwa manusia telah tercipta dengan sempurna di dalam sel telur (ovum) seorang wanita. Beliau kemudian menjelaskan bahwa di saat para ilmuwan itu belum mampu untuk mengetahui kebenaran tersebut, kita melihat bahwa Al-Quran sejak empat belas abad silam telah memastikan hal itu…[4]

Hal tidak diragukan lagi merupakan salah satu mukjizat ilmiah dalam Islam yang dikemas dalam Al-Quran sebagai wahyu pamungkas bagi manusia.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhamu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”[5].

Menurut Dr. Zagloul Najjar, surat tersebut dinamakan dengan surat “Al-`Alaq” karena di dalamnya terdapat fase penciptaan manusia. Dimana bentuk dan cara makan embrio itu menyerupai lintah (dûdah al-`alaq)[6].

Adalah Dr. Keith L. Moore, seorang ilmuwan Barat kontemporer pertama yang menulis tentang kelebihan Al-Quran yang lebih maju dalam embriologi. Beliau menulis sebuah buku yang berjudul The Developing Human. Buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan diajarkan di berbagai fakultas kedokteran di Amerika, Jepang, Jerman dan seluruh negara-negara di dunia sebagai referensi embriologi.

Dr. Ketih L. Moore sendiri belum memiliki informasi bahwa awal dari jadinya embrio berbentuk seperti segumpal darah (`alaqah). Untuk menguji kebenaran tersebut, beliau melakukan riset fase awal embrio dalam sebuah mikroskop di laboratorium pribadinya. Beliau melakukan komparasi catatannya dengan bentuk segumpal darah tersebut. Setelah itu beliau sangat tercengang ketika melihat kesamaan bentuk antara keduanya. Akhirnya, beliau memperoleh berbagai informasi (pengetahuan) yang belum diketahuinya dari Al-Quran. Terbukti bahwa Al-qur`an telah menceritakan salah satu kemukjizatanya.

Selanjutnya, fase segumpal darah (`alaqah) berlanjut terus dari hari ke-15 sampi hari ke-24 atau ke-25 setelah sempurnanya proses pembuahan. Meskipun begitu kecil, namun para ahli embriologi mengamati proses membanyaknya sel-sel yang begitu cepat dan aktivitasnya dalam membentuk organ-organ tubuh. Mulailah tampak pertumbuhan syaraf dalam pada ujung tubuh bagian belakang embrio, terbentuk (sedikit-demi sedikit ) kepingan-kepingan benih, menjelasnya lipatan kepala; sebagai persiapan perpindahan fase ini (`alaqah kepada fase berikutnya yaitu mudhgah (mulbry stage)).Mulbry stage adalah kata dari bahasa Latin yang artinya embrio (janin) yang berwarna murberi (merah tua keungu-unguan). Karena bentuknya pada fase ini menyerupai biji murberi, karena terdapat berbagai penampakan-penampakan dan lubang-lubang (rongga-rongga) di atasnya.

Realitanya, ungkapan Al-Quran lebih mendalam, karena embrio menyerupai sepotong daging yang dikunyah dengan gigi, sehingga tampaklah tonjolan-tonjolan dan celah (rongga-rongga) dari bekas kunyahan tersebut. Inilah deskripsi yang dekat dengan kebenaran. Lubang-lubang itulah yang nantinya akan menjadi organ-organ tubuh dan anggota-anggotanya.

Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa embrio terbagi dua; pertama, sempurna (mukhallaqah) dan kedua tidak sempurna (ghair mukhallaqah). Penafsiran dari ayat tersebut adalah: Secara ilmiah, embrio dalam fase perkembangannya seperti tidak sempurna dalam susunan organ tubuhnya. Sebagian organ (seperti kepala) tampak lebih besar dari tubuhnya dibandingkan dengan organ tubuh yang lain. Lebih penting dari itu, sebagian anggota tubuh embrio tercipta lebih dulu dari yang lainnya, bahkan bagian lain belum terbentuk. Contoh, kepala. Ia terbentuk sebelum sebelum bagian tubuh ujung belum terbentuk, seperti kedua lengan dan kaki. Setelah itu, secara perlahan mulai tampaklah lengan dan kaki tersebut. Tidak diragukan lagi, ini adalah I’jâz `ilmiy (mukjizat sains) yang terdapat di dalam Al-Quran. Karena menurut Dr. Ahmad Syauqiy al-Fanjary, kata `alaqah tidak digunakan kecuali di dalam Al-Quran.

Dari penjelasan singkat di atas dapat ditarik sebuah konklusi bahwa Al-Quran bukan hanya sebagai kitab suci yang membacanya merupakan ibadah, namun ia juga merupakan sebuah kitab yang banyak mengandung tanda-tanda ilmiah. Hal ini semakin membuktikan bahwa Al-Quran itu benar-benar wahyu dari Allah, bukan buatan Muhammad SAW. Fakta ini telah banyak dibuktikan oleh para ilmuwan Barat, seperti Maurice Bucaille, Moris Bokay dan yang lainnya. Dan akhirnya mereka mengakui keagungan agama Islam lalu memeluknya.

Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling sempurna dibandingkan dengan machluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dll. Tetapi kita sendiri sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan diri kita sendiri sebagai manusia. Untuk itu marilah kita pelajari diri kita ini sebagai manusia, Siapa diri kita ini? Dari mana asalnya? Mau kemana nantinya? Dan yang paling penting adalah bagaimana kita menempuh kehidupan di dunia ini supaya selamat di dunia dan akhirat nanti?.

[1] QS. Al Mu’minun: 12-15
[2] QS. Addahr: 2
[3] QS 96. Al-’Alaq: 2
[4] Dr. Zakaria Hamîmiy, 2002: 92
[5] QS. Al-`Alaq: 1-2
[6] Harian Ahram, 11/10/2004
Nomor 26/Edisi VI/Th. I
Read more

Mukjizat Penciptaan Manusia Dalam Al Qur’an

“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sari tanah, kemudian kami menjadikannya air mani pada tempat yang kukuh dan terpelihara (rahim) kemudian kami menjadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging kami jadikan tulang-tulang, maka kami liputi tulang-tulang itu dengan daging, kemudian kami menjadikannya satu bentuk yang lain. Maha suci Allah sebaik-baik pencipta”[1].

“ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari air mani yang bercampur”[2].

Proses kejadian manusia berawal dari dalam kandungan selama lebih kurang sembilan bulan. Selama di dalam kandungan kejadian manusia mengalami beberapa proses: Dari setetes air mani. Setelah beberapa lama, menjadi segumpal darah. Allah berfirman di dalam surat Al-Alaq: “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”[3]. Kemudian setelah beberapa lama menjadi segumpal daging. Kemudian dari segumpal daging tadi dijadikan tulang-tulang yang dibungkus oleh daging-daging tersebut. Kemudian dijadikanlah bentuk rupa yang sempurna.

Di dalam tafsir Mafatihul Gaib dijelaskan: “kami ciptakan seorang makhluk dalam penciptaan pertama yang akan nantinya menjadi manusia akan tetapi dia kami non aktifkan. Dia memiliki mulut tetapi bisu. Dia memiliki telingga tetapi tuli, memiliki mata tetapi buta”. (Tafsir Fakhrurozi, 85/23).

Di dalam hadits Bukhari Muslim, masa tiap-tiap perubahan adalah 40 hari dan setelah sempurna maka Allah mengutus malaikat untuk menulis empat ketentuan: 

1. Menuliskan amal perbuatannya selama hidupnya
2. Menuliskan rizkinya kaya atau miskin
3. Menuliskan nasibnya baik atau buruk
4. Menuliskan ajalnya kapan, dimana dan bagaimana ia mati

Di sini penulis kemukakan juga proses penelitian para ahli yang sejalan dengan Qur`an tentang proses kejadian manusia.

Riset dan penelitian ilmiah kontemporer membuktikan bahwa Al-Quran banyak memiliki tanda-tanda ilmiah (sains). Hal ini diperkuat dengan banyaknya lahir buku-buku yang membahas korelasi antara Al-Quran dan sains modern. Meskipun Al-Quran bukanlah buku sains, namun jika ia sarat dengan sinyal-sinyal sains; hal ini tidak dapat dipungkiri keberadaannya.

Hal ini disinyalir oleh Dr. Dzakir Abdul Karim (2003) bahwa Al-Quran bukanlah buku sains, tetapi ia adalah buku yang memuat tanda-tanda (sains) saja. Di dalamnya terdapat 6.000 ayat lebih dan sekitar 100 ayat lebih berbicara masalah sains tersebut.

Dr. Ahmad Syauqi al-Fanjary (2000) menyatakan bahwa masalah reproduksi (al-tanâsul) dan pertumbuhan embrio (nasy’ah al-janîn) merupakan salah satu rahasia ilmiah yang sangat kompleks. Ia begitu rahasia bagi manusia hingga ditemukannya mikroskop yang canggih, seperti mikroskop elektron yang mampu membesarkan benda hingga mencapai 200.000 kali. Hal ini tidak ada sebelumnya, kecuali pada abad ke-20.

Hal ini juga disinyalir oleh Dr. Zakaria Hamîmiy di dalam bukunya al-‘I`jâz al-`Ilmiy fî al-Qur’ân al-Karîm bahwa hingga mendekati abad ke-19 para ahli embrio (ulamâ` al-‘ajinnah) terbagi dua kubu; kubu pertama kelompok yang menyatakan bahwa manusia telah menjadi makhluk (tercipta) dengan sempurna di dalam sperma dalam bentuk yang hina dan kelompok kedua adalah kelompok yang menyatakan bahwa manusia telah tercipta dengan sempurna di dalam sel telur (ovum) seorang wanita. Beliau kemudian menjelaskan bahwa di saat para ilmuwan itu belum mampu untuk mengetahui kebenaran tersebut, kita melihat bahwa Al-Quran sejak empat belas abad silam telah memastikan hal itu…[4]

Hal tidak diragukan lagi merupakan salah satu mukjizat ilmiah dalam Islam yang dikemas dalam Al-Quran sebagai wahyu pamungkas bagi manusia.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhamu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”[5].

Menurut Dr. Zagloul Najjar, surat tersebut dinamakan dengan surat “Al-`Alaq” karena di dalamnya terdapat fase penciptaan manusia. Dimana bentuk dan cara makan embrio itu menyerupai lintah (dûdah al-`alaq)[6]. 

Adalah Dr. Keith L. Moore, seorang ilmuwan Barat kontemporer pertama yang menulis tentang kelebihan Al-Quran yang lebih maju dalam embriologi. Beliau menulis sebuah buku yang berjudul The Developing Human. Buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan diajarkan di berbagai fakultas kedokteran di Amerika, Jepang, Jerman dan seluruh negara-negara di dunia sebagai referensi embriologi.

Dr. Ketih L. Moore sendiri belum memiliki informasi bahwa awal dari jadinya embrio berbentuk seperti segumpal darah (`alaqah). Untuk menguji kebenaran tersebut, beliau melakukan riset fase awal embrio dalam sebuah mikroskop di laboratorium pribadinya. Beliau melakukan komparasi catatannya dengan bentuk segumpal darah tersebut. Setelah itu beliau sangat tercengang ketika melihat kesamaan bentuk antara keduanya. Akhirnya, beliau memperoleh berbagai informasi (pengetahuan) yang belum diketahuinya dari Al-Quran. Terbukti bahwa Al-qur`an telah menceritakan salah satu kemukjizatanya. 

Selanjutnya, fase segumpal darah (`alaqah) berlanjut terus dari hari ke-15 sampi hari ke-24 atau ke-25 setelah sempurnanya proses pembuahan. Meskipun begitu kecil, namun para ahli embriologi mengamati proses membanyaknya sel-sel yang begitu cepat dan aktivitasnya dalam membentuk organ-organ tubuh. Mulailah tampak pertumbuhan syaraf dalam pada ujung tubuh bagian belakang embrio, terbentuk (sedikit-demi sedikit ) kepingan-kepingan benih, menjelasnya lipatan kepala; sebagai persiapan perpindahan fase ini (`alaqah kepada fase berikutnya yaitu mudhgah (mulbry stage)).Mulbry stage adalah kata dari bahasa Latin yang artinya embrio (janin) yang berwarna murberi (merah tua keungu-unguan). Karena bentuknya pada fase ini menyerupai biji murberi, karena terdapat berbagai penampakan-penampakan dan lubang-lubang (rongga-rongga) di atasnya.

Realitanya, ungkapan Al-Quran lebih mendalam, karena embrio menyerupai sepotong daging yang dikunyah dengan gigi, sehingga tampaklah tonjolan-tonjolan dan celah (rongga-rongga) dari bekas kunyahan tersebut. Inilah deskripsi yang dekat dengan kebenaran. Lubang-lubang itulah yang nantinya akan menjadi organ-organ tubuh dan anggota-anggotanya.

Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa embrio terbagi dua; pertama, sempurna (mukhallaqah) dan kedua tidak sempurna (ghair mukhallaqah). Penafsiran dari ayat tersebut adalah: Secara ilmiah, embrio dalam fase perkembangannya seperti tidak sempurna dalam susunan organ tubuhnya. Sebagian organ (seperti kepala) tampak lebih besar dari tubuhnya dibandingkan dengan organ tubuh yang lain. Lebih penting dari itu, sebagian anggota tubuh embrio tercipta lebih dulu dari yang lainnya, bahkan bagian lain belum terbentuk. Contoh, kepala. Ia terbentuk sebelum sebelum bagian tubuh ujung belum terbentuk, seperti kedua lengan dan kaki. Setelah itu, secara perlahan mulai tampaklah lengan dan kaki tersebut. Tidak diragukan lagi, ini adalah I’jâz `ilmiy (mukjizat sains) yang terdapat di dalam Al-Quran. Karena menurut Dr. Ahmad Syauqiy al-Fanjary, kata `alaqah tidak digunakan kecuali di dalam Al-Quran.

Dari penjelasan singkat di atas dapat ditarik sebuah konklusi bahwa Al-Quran bukan hanya sebagai kitab suci yang membacanya merupakan ibadah, namun ia juga merupakan sebuah kitab yang banyak mengandung tanda-tanda ilmiah. Hal ini semakin membuktikan bahwa Al-Quran itu benar-benar wahyu dari Allah, bukan buatan Muhammad SAW. Fakta ini telah banyak dibuktikan oleh para ilmuwan Barat, seperti Maurice Bucaille, Moris Bokay dan yang lainnya. Dan akhirnya mereka mengakui keagungan agama Islam lalu memeluknya.

Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling sempurna dibandingkan dengan machluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dll. Tetapi kita sendiri sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan diri kita sendiri sebagai manusia. Untuk itu marilah kita pelajari diri kita ini sebagai manusia, Siapa diri kita ini? Dari mana asalnya? Mau kemana nantinya? Dan yang paling penting adalah bagaimana kita menempuh kehidupan di dunia ini supaya selamat di dunia dan akhirat nanti?.

[1] QS. Al Mu’minun: 12-15
[2] QS. Addahr: 2
[3] QS 96. Al-’Alaq: 2
[4] Dr. Zakaria Hamîmiy, 2002: 92
[5] QS. Al-`Alaq: 1-2
[6] Harian Ahram, 11/10/2004

Nomor 26/Edisi VI/Th. I
Read more

MEMBANGUN OPTIMISME PADA MASA DEPAN

Masa depan merupakan masa kemungkinan, munkin sukses dan munkin juga gagal. Hal itu terjadi karena masa depan merupakan masa yang yang pasti kita akan lewati namun masih belum sampai, ibarat orang melakukan perjalanan menuju suatu tempat, yang ditempat itu sangat rawan sekali sedangkan jalannya licin dan penuh dengan duri. Bagi kita yang mempunyai keinginan untuk selamat mencapai tempat itu, tentunya kita akan membawa tongkat dan peralatan lainnya agar bisa melewati semua rintangan dan tantangan. Kalau orang itu mempunyai bekal yang cukup untuk melewatinya maka ia akan bisa melewati jalan itu dengan menikmati kelicinan yang mengiringinya. Ia akan merasa puas karena bisa lewat sambil menikmati sajian duri dan Lumpur yang tidak bisa mempengaruhi perjalanan kita. Pada waktu itulah puncak hidup kesuksesan akan terasa. Akan tetapi jika kita yang akan melewati jalan licin itu, tidak mempunyai bekal sama sekali, maka ketika sampai, rasa penyesalan akan datang, karena tidak bisa melewati dan tidak bisa melawan kelicinannya. Bahkan kita akan jatuh dan harus bermandikan Lumpur di sekujur tubuh. Sekarang tergantung pada kita sendiri, jika menginginkannya cerah dan penuh dengan kebahagian maka sebagai actor utama yang akan memerankan di pemintasan itu, mulai saat ini harus berkemas dan mencari bekal. 
Kita harus ingat bahwa setiap diri kita pasti mempunyai keunggulan dan kelemahan. Mustahil manusia tidak mempunyai kelemahan, setiap diri hanya akan mampu menguasai satu atau beberapa bidang saja, tidak munkin kita mampu di segala bidang. Mulai sekarang kita harus mempunyai focus dalam hidup, karena dengan hal itu, akan memberikan standarisasi dalam mencari bekal. 
Kita perlu mengagumi seseorang sebagai rujukan dalam merajut masa depan yang gemilang, akan tetapi kita tidak boleh melihat seseorang dari sisi keunggulannya saja, karena jika itu kita lakukan, maka kita akan berfikir bahwa kita tidak akan pernah mampu menyamainya, yang pada akhirnya akan mematahkan semangat dalam hidup. Kelemahan seseorang yang kita kagumi akan memberikan semangat sehingga kita akan menyadari bahwa setiap insan pasti punya kelemahan. Akhirnya kita akan terbiasa pada ucapan "itu aja punya kelemahan, apalagi saya". Biografi orang sukses perlu kita kaji,karena kita akan mengetahui perjalannya menuju kesuksesan. Dengan sering membaca biografi seseorang, kita akan menemui berbagai cara untuk mencapai apa yang kita cita-citakan. Kesuksesan tidak bisa di sulap dengan bimsalabim, akan tetapi harus dengan proses yang cukup melelahkan.
Kita tidak boleh mender karena latar belakang yang kita miliki, entah karena ekonomi yang tidak memadai atau apalah yang melatar belakangi. Banyak orang yang sukses berasal dari keluarga miskin. Pernah saya temui seorang kepala MAN, semenjak beliau masih menempuh pendidikan, beliau menjadi kuli sawah untuk membiayai sekolahnya. Harta kekayaan tidak begitu mempengaruhi kesuksesan seseorang, akan tetapi yang paling menentukan adalah diri kita sendiri yaitu kemauan. Jika kemauan itu telah tertanam dalam hati, maka pasti keinginan untuk mencapai apa yang kita harapkan akan hadir dalam kita. Bahkan banyak anak orang kaya yang gagal. Mereka kebanyakan menganggap bahwa kekayaan orang tuanya akan mencukupi hidupnya, mereka sudah menganggap sukses walaupun nebeng sama orang tuanya. Bagi anda yang mempunyai orang tua yang kaya, jangan anggap itu sebuah kesuksesan anda, karena masa depan kita bukan masa depan orang tua, tidak munkin kita hidup terus-menerus dengan mereka. 
Ternyata, kesuksesan tidak bisa diukur dengan uang, banyak orang yang mempunyai kekayaan melimpah tidak bisa menikmati kehidupannya. Salah satu contoh, koruptor, secara material mereka mempunyai banyak uang tetapi mereka tidak dicatat sebagai orang sukses. Koruptor yang notabene kaya, mereka adalah orang yang gagal tetapi banyak uangnya.
Definisi sukses sama sekali tidak ada kaitannya dengan uang. Menurut Dewi Aisyah, sukses adalah memanfaatkan dan mengaktulisasikan potensi yang di berikan oleh tuhan kepada kita untuk memberi manfaat bagi kelanjutan dan peningkatan kualitas hidup. Dari definisi itu, yang perlu kita tekankan adalah pemanfaatan potensi dan peningkatan kualitas hidup. Sesuai dengan hadis yang artinya "jika hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka orang itu termasuk orang yang beruntung. Jika hari ini sama dengan hari kemarin maka orang itu termasuk orang yang merugi dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin maka orang itu termasuk orang yang celaka". Dari hadis itu, sangat jelas bahwa kehidupan kita harus ada peningkatan kualitas dari hari ke hari. 
Untuk menggapai kesuksesan itu, ada beberapa hal yang harus kita benahi mulai diri kita sampai kepada sarana untuk mencapai tujuan. Pertanyaan yang sangat mendasar sekali adalah menanyakan tentang diri kita sendiri, menanyakan keunggulan kita dan menyusun rencana untuk masa depan.
A. Berfikir Positif
sering kita alami, ketika ingin melakukan sesuatu atau ketika kita mengikuti lomba, mempunyai perasaan negatif, deg-degan, sehingga sering kita tidak konsentrasi. Untuk menghilangkan itu, kita harus merubah perasaan itu menjadi perasaan positif. Samuel mulia mengatakan, kalau bisa menciptakian negative dan deg-degan, mengapa saya tidak memilih menciptakan hal yang positif? Seharusnya saya bisa karena yang menjalani saya juga, orang yang sama, dengan otak yang sama. (kompas, 11 januari 2009). Perasaan negative ada karena kita menciptakan sendiri. Mulai saat ini perasaan itu kita rubah menjadi positif. 
B. Pengenalan Diri
mempertanyakan diri sendiri sangat di perlukan untuk membangun optimisme diri. Who I am, merupakan pertanyaan mendasar yang tujuannya agar kita menyadari siapa kita sebenarnya. Where I come from, dengan menyakan ini pada diri, kita akan menyadari dari mana kita yang sebenarnya. Kalaupun kita harus berasal dari keluarga yang tergolongon pendidikan dan ekonominya lemah, karena kita sudah mempunyai keyakinan bahwa setiap insan pasti di lahirkan dengan potensinya, hal itu tidak akan berpengaruh negative bagi kita, bahkan bagi yang punya optimisme yang tinggi, itu akan di jadikan motivator dalam hidup. 
C. Membuat Titik Fokus
Setiap kita pasti mempunyai keinginan untuk memboyong semua yang kita harapkan. Tapi ingat, semua manusia tidak akan mampu di segala bidang. Dari itu kita perlu membuat titik focus dari semua apa yang kita harapkan. Focus dalam hidup itu merupakan ukuran ketika kita bertindak, tanpa fokus dalam kehidupan laksana kapas yang di terbangkan oleh angin, terombang-ambing kesana-kemari. Ada satu cerita yang patut kita teladani nilainya, yaitu, suatu hari mahaguru mengundang dua pemanah untuk di jadikan pengawal tetapnya, yang tentunya dengan ujian memanah burung yang sedang terbang. Mahaguru bilang kepada Pemanah I, "panah burung yang terbang itu, kira-kira kamu akan memanah bagian apanya?" Pemanah I menjawab "yang penting saya akan memanah dan burung itu harus mati". Setelah Pemanah I melepaskan busurnya ternyata tidak mengenai burung itu. Kemudian Mahaguru memanggil pemanah II dan menayakan hal yang sama, Pemanah II menjawab dengan tegas "saya akan memanah di bagian kepalanya". Setelah busur dilepas, ternyata pas mengenai di bagian kepalanya. Hikmah yang harus kita ambil dari cerita itu adalah bahwa punya focus dalam diri di masa depan memicu kita pada kesuksesan. Menurut Al-Rise focus sangat penting dalam hidup karena focus kekuatan laser bias mengalahkan sinar matahari menembus baja.

Good Luck
Read more

Amtsalil Qur'an

A. Latar Belakang
Suatu hakikat yang memiliki makna yang tinggi dan tujuannya akan lebih menarik dan akan menggugah hati pembaca apabila dituangkan dengan kerangka ucapan yang baik dan mendekatkan kepada kepemahaman, melalui analogi atau penyamaan dengan sesuatu yang telah diketahui secara yakin. Sudah barang tentu, apabila hakikat-hakikat yang mempunyai makna setinggi dan sebagus apapun tidak akan berpengaruh kepada pembaca, ketika penyajian dan pengucapannya tidak memiliki semacam nilai keindahan dan ketertarikan bagi pembaca, sehingga makna yang dikandung oleh hakikat itu akan sulit di tangkap oleh pembaca.
Tamtsil merupakan kerangka yang menampilkan makna-makna dalam bentuk yang hidup dan mantap dalam pikiran, menyamakan hal yang ghaib dengan yang hadir, yang abstrak dengan konkret dan menganalogikan sesuatu dengan hal yang serupa. Tamsil adalah salah satu gaya Al-Qur’an dalam mengungkapkan berbagai penjelasan dan segi-segi kemukjizatan . Dengan adanya tamtsil banyak makna yang, lebih indah , menarik dan mempesona. Oleh karena itu, tamtsil lebih mendorong jiwa untuk menerima makna yang dimaksudkan dan membuat akal merasa puas dengannya .
Al-Qur’an tidak dapat disamakan dengan karangan-karangan lain yang juga berbahasa arab, karena Al-Qur’an mempunyai bahasa yang begitu memukau. Al-Qur’an bisa menerangkan hal yang abstrak kepada yang konkret, sehingga maksud tujuannya bisa pahami dan dirasakan ruh dinamikanya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang terurai di atas dapat di tarik rumusan permasalahan, guna tidak terjadi perluasan pembahasan. Masalah yang akan di bahas adalah:
1. apa yang dinamakan amtsal?
2. unsur apa saja yang terdapat dalam amtsal?
3. ada berapa macam-macam amtsal?
4. apa fungsi dan tujuan amtsal?


B. Pengertian Amtsal 
Secara bahasa amtsal adalah bentuk jama’ dari matsal yang artinya sama atau serupa, perumpamaan, sesuatu yang menyerupai dan bandingan. Di lihat dari wazannya, kata matsal, mitsil dan matsil sama dengan sabah, sibih dan sabih di dalam segi lafadz maupun maknanya .
Sedangkan secara terminology, amtsal adalah suatu ungkapan yang dihikayatkan dan sudah populer dengan maksud menyerupakan keadaan yang terdapat dalam perkataan itu dengan keadaan sesuatu yang karenanya perkataan itu diucapkan . Maksudnya, menyerupakan sesuatu (seseorang atau keadaan) dengan apa yang terkandung dalam perkataan. Misalnya, رب رمية من غير رام (betapa banyak lemparan panah yang mengena tanpa sengaja). Artinya, banyak pemanah yang mengenai sasaraan itu dilakukan pemanah yang biasanya yang tidak tepat lemparannya. Menurut ahli sastra, amtsal adalah ucapan yang banyak disebutkan yang telah biasa dikatakan orang dimaksudkan untuk menyamakan keadaan sesuatu yang diceritakan orang dengan keadaan sesuatu yang dituju . Misalnya, firman Allah dalam surat al-Hasyr ayat 2, yang artinya “...itulah perumpamaan yang kami buat bagi manusia agar meraka berpikir”. Sedangkan menurut Ibnu Qayyim, amtsal adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hal hukumnya dan mendekatkan sesuatu yang abstrak (ma’qul) dengan indrawi (kongkret) atau mendekatakan salah satu dari dua makhsus dengan yang lain dan menganggap salah satu satunya sebagai yang lain. Kemudian Ibnu Qayyim mengemukakan contoh-contoh yang sebagian besar berupa tasybih sharih (perumpamaan secara langsung), seperti firman Allah dalam surat Yunus:24:
“sesungguhnya masal kehidupan dunia itu adalah seperti air (hujan) yang kami turunkan dari langit”. Sebagian lagi berupa tasybih dhimmi (penyerupaan secara tidak langsung). Seperti coontoh, 
“dan janganlah sebagian kamu menggunjing yang lain. Sukakah salah seorang dari kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka kamu merasa jijik kepadanya” (al-Hujarat: 12). 
Menurut ulama tafsir, matsal adalah menampakkan pengertian abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik yang tertancap di dalam jiwa, baik dengan betuk tasybih (penyerupaan) maupun majaz mursal (ungkapan bebas).
Ulama ahli bayan, memberikan definisi amtsal adalah bentuk majaz murakkab yang kaitannya atau konteksnya adalah persamaan. Maksudnya, amtsal adalah ungkapan kiasan yang majemuk, dimana kaitan antara yang disamakan dengan asalnya adalah karena adanya persamaan. 

C. Unsur-Unsur Amtsal Al-Qur’an
Amtsal terdiri dari beberapa unsur, sebagaimana dalam tasybih yang meliputi tiga unsur berikut:
1. al-musyabbah (yang diserupakan); yaitu sesuatu yang diceritakan 
2. al-musyabbah bih (asal cerita atau tempat menyamakan); yaitu sesuatu yang dijadikan tempat menyamakan
3. wajh al-syibh (segi atau arah persamaan), yaitu arah persamaan antara kedua hal yang disamakan tersebut.
Seperti firman Allah dalam surat yunus ayat 24
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya.........”
المشبة : kehidupan dunia
المشبة به : turunnya air hujan
وجه الشبة : perumpamaan kehidupan dunia yang singkat diserupakan dengan waktu turunnya hujan yang juga singkat.
Dalam kaidah balghah, matsal itu harus terdiri dari ketiga unsur itu. Begitu juga dengan amtsal Al-qur’an. Tetapi, menurut hasil penelitian para penulis Al-qur’an, amtsal Al-qur’an, baik yang berbentuk isti’arah, tasybih maupun majaz mursal, tidak selamanya harus ada musyabah bihnya sebagaimana yang berlaku dalam amtsal menurut para ahli bahasa dan ilmu bayan. Sebagaimna amtsal Al-qur’an yang disebutkan para pengarang ulumul Qur’an, ternyata mereka merangkum ayat-ayat Al-qur’an yang mempersamakan keadaan sesuatu dengan sesuatu yang lain, baik yang berbentuk isti’arah, tasbih ataupun majaz mursal, yang tidak ada kaitannya dengan dengan asal cerita .
Adapun alat penyerupaan yang terkandung dalam Al-qur’an, sebagaimana diterangkan oleh Moh. Chaziq Charisma dalam bukunya tiga aspek kemukjizatan Al-qur’an, adalah menggunakan hal-hal berikut:
1. menggunakan kaaf (ك), seperti dalam surat al-Qooriah ayat 4-5
“ Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran (4), Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan”. 
menggunakan ka-anna (كان ), seperti dalam surat al-Qomar ayat 7- 
“ Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan, (7), Mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. orang-orang kafir berkata: "Ini adalah hari yang berat.(8)"
Menggunakan kalimat fi’il yang menggunakan makna tasybeh. Seperti dalam surat al-Insan ayat 19 
“Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.”
Dengan membuang alat tasybeh dan wajah syibehnya. Seperti dalam surat an-Naba’ ayat 10. 
“Dan kami jadikan malam sebagai pakaian”


D. Macam-macam amtsal
Amtsal dalam Al-qur’an ada tiga macam; amtsal musarrahah, amtsal kaminah dan amtsal mursalah
1. amtsal musarrah
amtsal musarrah amtsal yang di dalamnya dijelaskan dengan lafazh matsal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih. Amtsal ini banyak di temukan dalam Al-qur’an. Seperti dalam surat al-Baqaroh ayat 17-20, yang artinya sebagai berikut:
“ Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, Maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat Melihat”(17) “Mereka tuli, bisu dan buta, Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)” (18) Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, Karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati. dan Allah meliputi orang-orang yang kafir” (19). Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu” (20)
Dalam ayat itu, Allah memberikan perumpamaan terhadap orang munafik dengan dua perumpamaan, yaitu diumpamakan dengan api yang menyala dan dengan air yang di dalamnya ada unsur kehidupan. Begitu pula Al-qur’an di turunkan, pertama untuk menyinari hati dan keduanya untuk menghidupkannya. Allah menyebutkan keadaaan orang munafik juga di dalam dua hal, mereka di umpamakan menghidupkan api untuk menyinari dan memanfaatkannya agar dapat berjalan dengan sinar api tadi. Tetapi sayang mereka tidak bisa memanfaatkan api itu, karena Allah telah menghilangkan cahayanya, sehingga masih tinggal panasnya saja yang akan membakar badan mereka, sebagaimana mereka tidak menghiraukan suara Al-qur’an dan hanya berpura-pura membacanya saja. orang-orang munafik itu tidak dapat mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang dari Allah, Karena sifat-sifat kemunafikkan yang bersemi dalam dada mereka. keadaan mereka digambarkan Allah seperti dalam ayat tersebut di atas . Mereka walaupun pancaindera sehat, masih tetap di pandang tuli, bisu dan buta karena tidak dapat menerima kebenaran.
Mengenai matsal mereka yang berkenaan dengan air, Allah menyerupakan mereka dengan keadaan orang ditimpa hujan lebat yang disertai gelap gulita, guruh dan kilat, sehingga terkoyaklah kekuatan orang itu dan meletakkan jari-jemarinya untuk myumbat telinga serta memejamkan mata karena takut petir menimpanya. keadaan orang-orang munafik itu, ketika mendengar ayat-ayat yang mengandung peringatan, adalah seperti orang yang ditimpa hujan lebat dan petir. mereka menyumbat telinganya Karena tidak sanggup mendengar peringatan-peringatan Al Quran itu .
2. amtal kaminah
amtsal kaminah adalah amtsal yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas lafazh tamtsilnya (pemisalan) tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam kepadatan redaksinya dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya . 
Sebenarnya, Al-qur’an sendiri tidak menjelaskan sebagai bentuk perumpamaan terhadap makna tertentu, hanya saja isi kandungannya menunjukkan salah satu bentuk perumpamaan. Intinya, amtsal ini merupakan perumpamaan maknawi yang tersembunyi, bukan lafdhi yang tampak jelas. Contoh, dalam surat al-Isra’ ayat 110
“Katakanlah: "Serulah Allah atau Serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu"
Dalam ayat itu, secara jelas tidak ada perumpamaan, tetapi ayat itu mengandung nilai keindahan. Maksudnya janganlah membaca ayat Al Quran dalam shalat terlalu keras atau terlalu perlahan tetapi cukuplah sekedar dapat didengar oleh ma'mum . Berdasarkan ayat itu, yang menunjukkan ketidak bolehan mengeraskan suara dan ketidak bolehan untuk merendahkan, menurut sebagian ulama di pandang sebagai amtsal kaminah karena sesuai dengan sebuah ungkapan sebaik-sebaiknya perkara itu yang pertengahan. 
3. amtsal mursalah
Amtsal mursalah adalah kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafazh tasbih secara jelas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai matsal. Seperti contoh dalam surat al-baqarah ayat 216

“ Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.
D. Fungsi dan Tujuan Amtsal Al-qur’an
Dengan adanya amtsal Al-qur’an kaum muslimin lebih mudah memahami kandungan al-qur’an. Hal ini dapat di lihat dari hal-hal berikut ini: 
1. Pengungkapan pengertrian abstrak dengan bentuk kongkret yang dapat di tangkap indera, itu mendorong akal manusia dapat memahami ajaran-ajaran al-qur’an. Karena, pengertian abstrak tidak mudah di serap oleh sanubari, kecuali setelah digambarkan dengan hal-hal yang konkret sehingga mudah di cerna.
2. Matsal Al-qur’an dapat mengungkapkan kenyataan dan mengonkretkan sesuatu yang abstrak. Sebagaimana terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 275 yang mengumpamakan oarng-orang pemakan riba yang di tipu oleh hawa nafsunya, yang di serupakan dengan yang sempoyongan karena kemasukan setan.
3. Dapat mengumpulkan makna indah lagi menarik dalam ungkapannya yang singkat dan padat. Seperti dalam surat al-Mu’minun ayat 53.
4. mendorong orang giat beramal melakukan hal-hal yang dijadikan perumpamaan yang menarik dalam Al-qur’an. Seperti firman Allah mengenai orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah akan diberikan kebaikan yang banyak, hal itu terdapat dalam surat al-Baqaroh ayt 261
5. Menghindarkan orang dari perbuatan yang tercela yang dijadikan perumpamaan dalam al-qur’an, setelah dipahami kejelekan perbuatan tersebut. Seperti Allah melarang bergunjing, yang terdapat dalam surat al-Hujurot ayat 12
6. Memuji orang yang di beri matsal, seperti Allah memuji para sahabat, yang terdapat dalam surat al-Fath ayat 29
7. Untuk menggambarkan dengan matsal itu sesuatu yang mempunyai sifat yang di pandang buruk oleh banyak orang. Misalnya tentang keadaan yang dikaruniai kitab Allah tetapi ia tersesat tidak mengamalkannya (al-A’raf ayat 175-176)
8. Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasehat, lebih kuat dalam memberikan peringatan dan dapat memuaskan hati. Misalnya surat az-Zumar ayat 27.


E. Kesimpulan
1. matsal adalah menampakkan pengertian abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik yang tertancap di dalam jiwa, baik dengan betuk tasybih (penyerupaan) maupun majaz mursal (ungkapan bebas).
2. unsur-unsur matsal ada tiga yaitu:
a. al-musyabbah (yang diserupakan);
b. al-musyabbah bih (asal cerita atau tempat menyamakan); dan
c. wajh al-syibh (segi atau arah persamaan).
3. macam-macam amtsal ada tiga, yaitu: amtsal mursalah, amtsal kaminah dan amtsal mursalah.
4. Pengungkapan pengertrian abstrak dengan bentuk kongkret yang dapat di tangkap indera, itu mendorong akal manusia dapat memahami ajaran-ajaran al-qur’an. Karena, pengertian abstrak tidak mudah di serap oleh sanubari, kecuali setelah digambarkan dengan hal-hal yang konkret sehingga mudah di cerna.

DAFTAR PUSTAKA

Al-qur’an digital
Al-qattan, Manna Khalil. 2009. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Jakarta pustaka litera antar nusa.
Charisma, Mohammad Chadziq. 1991. Tiga Aspek Kemukjizatan Al-qur’an. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Chirzin, Muhammad. 1998. Al-qur’an dan Ulumul Qur’an. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.
Djalal, Abdul. 1998. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu.
Supiana dan Karman m. 2002. Ulumul Qur’an. Bandung: Pustaka Islamika
Read more