Dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, seddiam nonumy eirmod tempor. invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadip- scing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua. Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur.
 

Psikologi Sigmund Freud

A. Pendahuluan
Sigmund Freud (6 Mei 1856 - 23 September 1939) adalah seorang psikiater Austria dan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi. Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Dengan adanya teori alam bawah sadar ini, Freud telah merubah cara menyembuhkan pasiennya dari teknik hypnosis menjadi teknik asosiasi alam bebas dan analisis mimpi, yang dikembangkan dari pengetahuan tentang bawah sadar itu. Sebenarnya pemikiran Freud tentang alam bawah sadar ini merupakan teori yang banyak mengandung kontroversial dikalangan ahli psikologi.
Kalangan behavioris, humanis dan eksistensialis Percaya bahwa: Dorongan-dorongan dan persoalan-persoalan yang dikaitkan dengan alam bawah sadar ternyata lebih sedikit dari perkiraan Freud . Bahwa alam bawah sadar ternyata tidak serumit dan sekompleks yang dibayangkan Freud. Bahkan ada teoritikus yang tidak menggunakan konsep alam bawah sadar ini sama sekali, seperti Brentano dan William James . Akan tetapi ada ahli psikologi yang memanfaatkan teorinya Freud ini yaitu Calr Jung.
Tetapi walaupun demikian, kalangan psikologi modern mulai menggunakan metode bawah sadar ini. Maka dari itu sebagai manusia yang ingin mengetahui tentang teori ini, penulis akan menguraikan tentang bahasan ini.
Analogi jelasnya dari ketiga pikiran itu dengan mesin pelacak search engine yang paling mutaakhir , yang memiliki oprating sistem sendiri. pada mesin pencari itu kita hanya bisa mengakses data atau keyword yang kita cari, sisa data yang tidak terpancing keluar adalah terbentuk database yang luar biasa banyaknya. alam sadar adalah alam yang sedang kita gunakan keyword/kata kuncinya atau jika tampilan yang muncul ketika kita menggunakan sebuah mesin pencarian, sisanya tidak terlihat atau atau tidak terdekteksi lagi, jadi alam sadar adalah alam yang ada saat suatu waktu kita perlukan. Kemudian mengenai pengalaman yang terjadi masa lalu, Freud mengatakan bahwa sisa-sisa pengalaman masa lalu akan tetap ada di alam bawah sadar . Dengan demikian yang menjadi isi dari alam bawah sadar di antaranya adalah pengalaman masa lalu.
Topografi pemikiran ini digunakan untuk mencermati setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi. Sigmund freud menggunakan ketiga teori itu (kesadaran, prasadar dan ketidaksadaran) hanya sampai pada tahun 1920an . Dan kemudian pada tahun 1923 ia mengenalkan model lain dari pemikiran yaitu id, ego dan superego. Tapi walaupun demikian, dari ketriga konsep barunya Freud itu, tetap berhubungan dan tidak menghilangkan konsep awalnya.
1. Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar adalah alam yang menyimpan berbagai dorongan terhadap sebagian besar prilaku seseorang yang tidak disadari oleh seseorang tersebut. Dengan adanya pengertian ini, kiranya kita bisa membayangkan alam itu berada. Namun dengan keterbatasan kemampuan kita, banyak diantara kita yang tidak bisa mengetahui dimana alam bawah sadar itu. Karena sesungguhnya itu tidak bisa dibuktikan secara langsung tetapi. Akan tetapi Freud telah mengatakan adanya ketidaksadaran itu hanya dapat dibuktikan secara tidak langsung .
Alam bawah sadar ini hampir semua mengendalikan prilaku manusia, bahkan ketika tidur alam ini tetap bekerja seperti bernafas, mengatur detak jantung dan denyut nadi manusia.
Walaupun demikian banyak kalangan yang masih meragukan teori ini. Hal itu terjadi karena pikiran alam bawah sadar tidak dapat dibuktikan secara langsung, namun dengan melalui perantara yang lainnya. Semua motif bawah sadar tidak bisa dikontrol oleh kemauan kita, tetapi motif-motif itu, terkadang hanya ditarik ke alam kesadaran (jika bisa). Dan itu tidak terikat oleh hukum-hukum yang ada pada alam kesadaran seperti hukum logika dan geraknya tidak dibatasi oleh waktu dan tempat .
Motif ketidaksadaran sebenarnya sering naik ke alam sadar tetapi tidak dengan wujud aslinya. Mengingat antara alam tidak sadar, prasadar dan alam sadar banyak penjagaan. Sehingga motif itu merubah diri dalam bentuk lain sehingga bisa lolos dari penjagaan itu. Contoh, ketika ada seseorang benci kepada ibunya. Perasaan benci ini tidak disadari oleh orang tersebut, akan tetapi rasa itu tidak serta-merta bisa hinggap di alam sadar, sehingga untuk bisa naik ke alam sadar, harus melewati alam prasadar yang harus menyamar dengan bentuk lain seperti cemas. Dari prasadar merubah bentuk lagi dengan memunculkan prilaku seseorang mencintai ibunya dengan berlebih-lebihan (cinta mencolok). Itulah yang disebut penyamaran motif bawah sadar.
Adapun motif-motif atau isi dari alam sadar adalah dorongan-dorongan, kenginan-keinginan, sikap-sikap, perasaan-perasaan, pikiran-pikiran dan insting-insting yang tidak dapat dikontrol oleh kemauan . Motif pada kalanya muncul di alam sadar tetapi dalam perubahan bentuk dari asalnya, seperti yang telah dijelaskan diatas. Dalam konteks ketidaksadaran ini bukan berarti nonaktif atau tidur . Semua isi dari ketidaksadaran itu berjuang untuk menjadi sadar walaupun hasilnya bukan wujud aslinya mengingat untuk menjadi alam sadar harus melewati benteng pertahanan yang ada di tingkat prasadar dan alam sadar.
2. Alam Prasadar
Alam prasadar merupkan alam yang ada di antara alam sadar dan bawah sadar. Karenanya, isi dari keprasadaran ini bisa dengan mudah hinggap di kesadaran. Dalam artian apa-apa yang terdapat di prasadar bisa di panggil ke alam sadar dengan hambatan yang tidak sulit. Isi dari keprasadaran berasal dari dua alam lainnya, yaitu persepsi sadar dan ketidaksadaran . Banyak di antara kita yang semula mempunyai persepsi secara sadar tetapi lambat laun persepsi itu hilang, karena pikiran kita memikirkan hal-hal yang lainnya. Hilangnya persepsi itu, tidak hilang kemana-mana tapi pindah kealam prasadar yang sewaktu-waktu dapat kita mengingatnya kembali.
Pada persepsi ketidaksadaran, banyak pikiran dan perasaan yang terjun keprasadaran dengan cara memodif dirinya dalam bentuk yang lain. Dalam hal ini penyamaran di lakukan oleh pikiran-pikiran alam bawah sadar. Hanya dengan seperti itulah pikiran itu bisa menerobos penjagaan yang ada di pintu-pintu alam prasadar. Namun tidak semua pikiran yang hinggap di alam prasadar itu bisa menjadi pikiran sadar karena dimunkinkan setelah terjadi penyamaran pertama kita mengetahui bahwa pikiran itu merupakan turunan dari ketidaksadaran. Sehingga rasa cemas pun akan bertambah. Dengan demikian penyensur terakhir merepresikan pikiran-pikiran kecemasan itu kedalam ketidaksadaran . Sedangkan yang lolos dari penjagaan terakhir akan menjadi sadar hanya saja masih dalam bentuk penyamaran, seperti mimpi dan salah ucap seperti yang sering kita alami.
3. Alam Sadar
Alam sadar merupakan kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu . Dan sebagai elemen-elemen mental dalam kesadaran pada saat tertentu . Adapun isi dari alam ini berasal dari dua sumber yaitu: pertama, berasal dari persepsi organ-organ panca indera. Dengan catatan objek persepsian itu tidak mengancam terhadap kesadaran. Jadi dapat di pastikan bahwa apa-apa yang menjadi persaksian yang tidak terlalu mengancam kita merupakan sumber dari pikiran-pikiran atau elemen-elemen kesadaran. Kedua, berasal dari pikiran-pikiran prasadar yang tidak mengancam dan juga pikiran pikiran yang mengancam dari ketidaksadaran namun berubah dalam bentuk penyamaran yang baik seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya.
B. Struktur Kepribadian
Freud dalam bukunya yang berjudul The Ego and The Id , menggambarkan pemikiran yang terdiri dari campuran atau gabungan-gabungan dari kekuatan-kekuatan yang berasal dari alam sadar dan bawah sadar. Gambaran itu dibagi tiga yaitu: id, ego dan superego. Dari ketiga unsur kepribadian itu masing-masing memiliki fungsi yang berbeda namun dalam membentuk kepribadian ketiganya tidak bisa dipisahkan; tingkah laku selalu merupakan hasil sama dari ketiga aspek itu .
1. Id
Id bahasa lainnya adalah Das Es atau it (benda) . Bagian ini merupakan bagian tertua dari kepribadian dan masih bersifat primitif yang beroperasi sejak bayi masih tidak berhubungan dengan dunia luar, maka ia mengandung semua dorongan bawaan yang disebut insting-insting dalam psikoanalisis. Id dianggap oleh Freud sebagai sumber dorongan yang paling utama dalam tubuh manusia sehingga disebut “binatang dalam manusia ”. Id beroperasi di alam ketidaksadaran yang tidak di atur oleh hukum logika, pertimbangan waktu dan tempat. Semua isi yang terdapat di id bersifat segera dalam memenuhinya. Karena tidak terikat oleh hukum-hukum itu, maka cara memenuhinya harus sesuai dengan keinginannya yang bersifat kenikmatan baginya, walaupun tidak sesuai dengan nilai-nilai social sehingga karena demikian maka di kontrol oleh ego dan superego sehingga dengan kontrolan seperti itu manusia bisa di terima oleh lingkungan.
Untuk menghindari rasa sakit jika keinginannya tidak terpenuhi dan untuk mendapatkan kenikmatan maka id mempunyai dua macam cara untuk memenuhinya yaitu:
a. Tindakan-tindakan refleks
Tindakan ini bersifat otomatis dan bawaan. Ia biasanya segera mereduksikan tegangan dan manusia dilengkapi dengan refleks semacam itu untuk menghadapi bentuk-bentuk rangsangan yang relative sederhana . Seperti berkedip, bersin dan lain sebagainya.
b. proses primer
proses primer ini berusaha menghentikan tegangan-tegangan yang menimbulkan gerak refleks itu. Misalnya ketika seseorang merasa lapar maka ketika itu juga terbayang yang namanya makanan, sehingga orang tersebut menghayal. Akan tetapi proses primer ini tidak mampu mereduksi tegangan, karena tidak munkin orang bisa makan khayalan. Sehingga dengan adanya hal itu akan terbentuk proses sekunder yang berupaya untuk memenuhi keinginan id yang terdapat di ego.
Penggambaran tentang id ini bisa kita lihat pada bayi, pada waktu itu prilaku bayi merupakan bentuk lebih lanjut dari id yang seutuhnya dan tidak di halang-halangi oleh ego dan soperego. Ketika bayi merasa lapar perasaannya langsung di rubah menjadi tangisan dan mengisap-ngisap pada mulutnya meskipun tidak ada puting ibunya, atau bayi akan mengisap apa saja yang di sodorkan ke mulutnya seperti jari tangan orang lain atau kalau tidak ada ia mengisap jari tangannya sendiri. Ia tidak menyadari bahwa prilaku yang hanya mengisap-ngisap jari itu tidak akan bisa merubah dan memenuhi keinginan id.
Ciri-ciri dari prilaku id ini adalah tidak realistis, tidak logis dan secara serempak memiliki pikiran-pikiran yang bertentangan . Kemudian ciri yang lainnya yaitu sama dengan ketidaksadaran yaitu tidak memiliki moralitas karena ia tidak bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk dan juga tidak teratur serta seluruh energinya hanya digunakan untuk satu tujuan yaitu mencari kenikmatan tanpa menghiraukan benar atau salah.
2. Ego
Ego dalam bahasa jermannya disebut dengan das ich yang berarti aku atau diri ini. Dan berkembang dari id yang dikhususkan menangani persoalan realitas, karena id tidak bisa berhubungan dengan dunia kenyataan. Dalam artian, ego dalam memenuhi kebutuhan id, itu di sesuaikan dengan konsep realitas atau kenyataan. Ego tidak memiliki energi sendiri dalam beraktifitas tetapi energinya berasal dari id.
Dengan adanya ego manusia bisa membedakan dirinya dan lingkungan sekitarnya . Ego tumbuh karena kebutuhan id harus disesuaikan dengan dunia kenyataan objektif. Contoh; orang yang lapar, seketika membanyangkan makanan (pemuas ala id). Karena khayalan tentang makanan tadi tetap tidak merubah tegangan yang di timbulkan oleh id, maka manusia harus mencari makanan untuk menhilangkan tegangan yang ditimbulkan oleh rasa lapar itu. Tetapi dalam memenuhi kepuasan id itu, ego harus mempertimbangkan kenginan superego yang bermoral itu. Ego beroperasi di tiga daerah yaitu daerah taksadar-prasadar-sadar.
Untuk memenuhi segala tuntutan id, maka ego menggunakan cara kerja sebagai berikut:
a. prinsip kenyataan
maksud dari prinsip ini adalah ego dalam melaksanakan tugasnya disesuaikan dengan konsep realita. Bukan khayalan. Prinsip ini bertujuan mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untu pemuasan kebutuhan .
b. proses sekunder
adalah berfikir realistis yang dipakai dalam ego memuaskan kebutuhan id. Ego menyusun rencana untuk memuaskan kebutuhan dan kemudian menguji rencana itu berhasil atau tidak .
3. Superego
Superego merupakan kekuatan moral dari kepribadian. Sebagai kepribadian yang paling luhur, maka superego ini merupakan lawan dari ego dan id dalam cara memenuhkan kebutuhan. Superego dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralistik dan idealistik . Sehingga cara kerjanya menggunakan prinsip idealistis dan moralistik. Superego berkembang dari ego dan tidak mempunyai energi sendiri tetapi sama dengan eneginya ego berasal dari id. Namun ego dan superego sangat berbeda, kalau ego berhungan dengan dunia luar atau dunia nyata, sehingga cara pemenuhan terhadap keinginannya realistis. Tetapi kalau superego tidak berhungan dengan dunia luar (nyata) sehingga kinerjanya tidak rasional.
Superego mengontrol ego dengan mengacu pada nilai masyarakat sekitar. Sehingga jika id menginginkan makanan dan ego mencarinya tanpa pertimbangan apapun yang penting bisa memuaskan id, sehingga ego tidak tahu terhadap boleh dan tidak bolehnya makanan itu, pokoknya bisa melayani id dengan baik. Pada waktu seperti itulah superego mengontrol kegiatan ego dengan membabi buta menekan kinerja ego yang tidak sesuai dengan moralitas masyarakat.
Superego tidak rasional dan menuntut kesempurnaan, ia menghukum dengan keras kesalahan ego, entah itu sudah dikerjakan atau masih dalam pemikiran. Superego tidak hanya menunda pemuasan id tetapi sekaligus menghalanginya.
Ada tiga fungsi yang dimiliki oleh superego yaitu:
a. mendorong ego menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan moralistik
b. merintangi rangasangan (impuls) id yang bertentangan dengan standar nilai masyarakat.
c. Mengejar kesempurnaan diri.

C. Kepribadian Menurut Islam
Kepribadian yang diungkapkan oleh Freud seperti diatas, kiranya dalam islam yang selanjutnya di sebut psikologi islam juga membicarakan tentang kepribadian yang disebut dengan banyak nama diantaranya: huwiyah, aniyah, dzatiyah, nafsiyah, khuluqiyah dan syakhshiyah sendiri . Tetapi tidak semua kelompok psikolog islam yang sepakat dengan kepribadian yang di ungkapkan oleh Freud diatas. Misalnya, kelompok psikolog-falsafi, yakni Al-Kindi yang merumuskan kepribadian itu hanya terbentuk dari daya Nafsu Syahwat, yang menginduksi segala yang menyenangkan, daya pemarah, yang menolak segala yang membahayakan dan daya berfikir (al-qawwah al-aqilah). Dan kelompok psikolog-taswufi seperti Al-Hallaj yang membagi kepribadian itu dengan natur kemanusian dan natur ketuhanan. Sedangkan kelompok yang mirip bahasannya dengan Freud adalah kelompok psikolog falsafi-tasawufi yang mengungkap tiga daya yang terdapat pada jiwa manusia, yaitu kognisi, konasi dan emosi . Ketiga yang dalam psikologi islam disebut dengan qalbu (hati), aqal (akal) dan hawa nafsu.
a. Kalbu
Dalam bahasa arab, hati desebut dengan qalbu namun penamaan itu masih simpang-siur antara hati dan jantung karena qalbu dalam bahasa inggris disebut dengan heart (jantung). Naumn terlepas dari tumpang tindih itu penulis akan membahas kalbu pada umumnya yakni hati.
Al-qhazali melihat hati dari dua segi: pertama, kalbu jasmani adalah daging yang terbentuk seperti jantung pisang yang terletak di sebelah kiri dada. dan juga dimilki oleh hewan selain manusia. Kedua, kalbu ruhani adalah sesuatu yang bersifat halus, rabbani dan ruhani yang berhubungan dengan kalbu jasmani. Bagian inilah yang merupakan esensi dari manusia dan hanya dimiliki oleh manusia. inilah yang membedakan antara hewan dengan manusia.
Adapun karakter yang dimilki oleh kalbu ruhani adalah insting yang sering disebut dengan cahaya ilahi yang diciptakan oleh Allah sesuai dengan fitrah asalnya dan berkecenderungan menerima kebenaran dari-Nya . Sehingga banyak orang mengatakan kalbu ini merupakan pancaran ilahi. Karena seperti itulah maka setiap pemenuhan kepuasan jiwa yang tidak sesuai dengan nilai ilahiyah dan social akan di tekan oleh kalbu ini. Karena sesungguhnya tugasnya adalah pemandu, pengontrol, dan pengendali tingkah laku manusia. dengan demikian jika pengontrolnya jelek maka tingkah laku manusia akan jelek pula. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori yang artinya:
“sesungguhnya didalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila ia baik maka semua tubuh menjadi baik, tetapi apabila ia rusak maka semua tubuh menjadi rusak pula. Ingatlah bahwa ia adalah kabu.”
b. Akal
pengertian akal adalah menahan, mengikat, melarang, dan mencegah. Sedangkan orang yang berakal adalah orang yang bisa menahan dan mengikat hawa nafsunya yang cara memenuhi keinginannya tidak rasional. Hanya dengan mengekang, menahan dan mengikat hawa nafsu kinerja akal yang rasional bisa eksis dan pada akhirnya akan memenuhi kenginan jiwa dengan pemenuh yang rasional. Ketika hawa nafsu ingin merusak sesuatu maka akallah yang akan mempertimbangkan bahkan akan mencegah agar hal itu tidak terjadi.
Secara psikologis akal memilki fungsi kognisi (daya cipta), sehingga mampu menjawab keinginan jiwa secara rasional. Dan juga menghubungkan, menilai, atau mempertimbangkan sesuatu. Atau akal ini berhubungan dengan strategi pemecahan masalah dengan menggunakan logika .
c. Hawa Nafsu
Nafsu merupakan sinergi jasmani-ruhani manusia dan merupakan totalitas struktur kepribadian manusia . ia memilki dua daya yaitu al-qhadhab dan al-syahwat. Qhadhab merupakan daya untuk menghindar dari segala sesuatu yang membahayakan dirinya. Naturnya seperti binatang buas yang memiliki naluri dasar menyerang, merusak, mengacaukan dan lain sebagainya yang bisa membuat derita terhadap orang lain. Namun semua potensi yang membahayakan itu tidak akan terjadi jika dikelola dengan baik oleh kalbu. Bahkan akan menjadi kekuatan dan kemampuan (qudrah) . Qudrah inilah yang didalam psikoanalisis desebut dengan defense (pertahan, pembelaan, dan penjagaan).
Al-Syahwat adalah daya yang berpotensi untuk menginduksi diri dari segala yang menyenangkan . Dalam psikologi syahwat di sebut dengan appitite yaitu hasrat (keinginan, birahi, hawa nafsu), motif, atau implus berdasarkan perubahan fisiologi.
Hawa nafsu bergerak di wilayah bawah sadar atau prasadar. Kerjanya mengikuti prinsip kenikmatan (pleasure principle). Dalam artian ini sama dengan id yang di ungkapkan oleh Freud yang bekerja dengan sesegera mungkin untuk memenuhi keinginannya sehingga kinerjanya sama dengan prinsip kebinatangan karena keinginan biasanya bersifat biologis seperti seks dan lain sebagainya.
D. Dinamika Kepribadian
Dalam hukum penyimpangan energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan tetapi bisa berubah bentuk menjadi bentuk yang lain, rupanya mengilhami pemikiran Freud yang mengungkap dinamika kepribadian seseorang. Bagi Freud manusia merupakan suatu system energi komleks yang energinya berasal dari makanan dan menggunakannya untuk berbagai hal, seperti bernafas, gerakan otot, sirkulasi dan lain sebagainya.
Kalau bagi para ahli ilmu alam energi bisa di definisikan menurut daerah kerjanya seperti energi mikanik, magnitik dan lain sebagainya. Maka, Freud dalam menjelaskan dinamika kepribadian juga menamakan energi sesuai wilayah kerjanya yakni energi psikis. Dengan mengacu pada hukum penyimpangan energi, Freud berpendapat bahwa energi psikis bisa dapat dipindahkan ke energi fisiologis dan sebaliknya . Sedangkan yang menjadi jembatanya antara energi fisik dan psikis ini adalah id berserta insting-instingnya.
1. Insting
Insting adalah perwujudan psikologis dari kebutuhan tubuh yang menuntut pemuasan . Jadi ketika lapar dapat dijelaskan secara fisiologis merupakan keadaan tubuh yang kekurangan makanan pada jaringan-jaringannya. Sedangkan secara psikologis merupakan keinginan akan makanan. Keinginan itulah yang dijadikan alasan seseorang yang lapar untuk bertingkah laku yakni dengan mencari makanan. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa kepribadian merupakan perwujudan dari insting-insting yang bekerja di dalamnya. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah darimana, untuk apa insting tersebut?
Insting berasal dari kondisi jasmaniah atau kebutuhan yang digunakan untuk menyeimbangkan tubuh, karena tubuh selalu menuntut keseimbangan. Insting lapar misalnya, bertujuan menghilangkan keadaan tubuh yang kekurangan makanan dengan cara makan.
Sasaran atau objek insting adalah seluruh kegiatan yang menjembatani antara munculnya suatu hasrat dan pemenuhannya . Sehingga objek disini tidak hanya terfokus pada benda tetapi semua usaha yang memicu pada pemenuhan yang terakhir. Insting lapar misalnya, memunculkan motif untuk mencari makanan. Namun sebelum mencapai makanan itu sendiri maka seseorang harus melakukan usaha misalnya, mencari uang kemudian berjalan ke warung untuk membeli makanan. Usaha-usaha itulah yang menjadi objek insting. Kemudian yang mempengaruhi kinerja insting adalah besar-kecilnya kebutuhan.
a. Insting hidup
Ini disebut juga dengan eros, merupakan dorongan untuk menajmin survival (keselamatan) dan reproduksi, seperti insting makan, minum dan seksual. Dengan kata lain insting ini melayani maksud seseorang untuk tetap hidup dan memperpanjang ras. Sedangkan energi yang dipakai oleh insting hidup disebut libido. Freud mengakui akan banyaknya insting yang bekerja dalam kepribadian. Namun yang paling utama menurutnya adalah insting seksual. Dalam hal ini bukan hanya berkenaan dengan kenikmatan organ seksual tetapi juga insting yang berhubungan dengan kepuasan yang di peroleh dari bagian tubuh lainnya.
b. Insting mati
Insting mati ini juga di sebut dengan destruktif, yang kerjanya secara tersembunyi. Sehingga sampai saat ini tidak bisa melihat bentuk insting mati ini serta energinya tidak diketahui, namun hanya kita akan menemukan kenyataan bahwa semua orang pasti mati. Pada waktu itulah kerja insting mati mencapai puncaknya. Menurut Freud, tujuan kehidupan adalah kematian .

D. DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindu Persada,
Berry, Ruth. 2001. Seri Siapa Dia? Freud. Jakarta: Erlangga.
Jung ,C. G. 2003. Memories Dreams Reflections. Yogyakarta: Jendela.
Semiun, Yustinus OFM. 2006. Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius.
Shaleh ,Abdul Qodir (terjemah). 2000. Sejarah psikologi. Jogjakarta: prismasophie.
Umam, Chairul dan Mila Afak. 2003. Surat-Surat Freud/Jung. Gresik: UMG Press
Mujib, Abdul. 2007. Kepribadian dalam Psikologi Islam. Jakarta: Rajagtafindu Persada.
Al-Barry, M. Dahlan Y dan yacub, L. Lya Sofyan. 2003. Kamus Induk Istilah Ilmiah Seri Intelektual. Surabaya: Target Press
Ronny F. Ronodirdjo (http//admin.bawah-sadar.com)
www.wikipedia.com




Read more

Anak Tiri dan Berbagai Permasalahannya

A. Latar Belakang
Dalam mempelajari koseling keluarga tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana caranya memperoleh kehidupan yang penuh kasih sayang dan membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah warahmah. Sehingga orang melakukan pernikahan pun, tiada lain tujuannya adalah membuat ketentraman dan kenyamanan dalam hidup. Namun yang menjadi persoalan kemudian adalah mengapa dalam pernikahan sering berakhir pada perceraian? Hal itu, terjadi karena ketidak cocokan si suami dengan istirinya, entah dari tujuannya, persepsinya tentang rumah tangganya atau yang lainnya.
Perceraian yang hanya berakhir antara suami-istri, sebenarnya tidak terlalu kompleks permasalahannya. Yang paling rumit dari perceraian ketika meraka mempunyai anak. Karena yang harus di pertimbangkan adalah selain keadaan mereka masing-masing juga harus memikirkan tentang pengasuhan anak. Jika masalah pengasuhan tersebut berlarut-larut tidak terselesaikan maka psikologis seorang anak akan terganggu sehingga perkembangannya pun tidak akan normal.
Selang beberapa waktu kemudian, sang ibu/ bapak membutuhkan pendamping lagi. Tak jarang dari mereka melakukan pernikahan lagi. Namun yang jadi masalah adalah terkadang pasangan (ibu/ bapak baru) tidak di sukai bahkan anak cenderung akan menolak kehadirannya.
Adanya banyak persepsi tentang hal itu, yang diantaranya adalah karena anak-anak yang sudah berumur 4 tahun lebih sudah mengetahui aroma jalinan kasih dari asuhan bapak/ ibunya, sehingga sulit untuk mengalihkan perhantiannya pada orangtua tirinya. Seringkali pada anak yang beranjak remaja respons mereka terhadap perceraian sedikit berbeda dibandingkan dengan anak yang masih kecil. Biasanya mereka akan mengalami kecenderungan depresi, ketakutan, bertingkah membangkang terhadap lingkungan sekitar, merasa bersalah dan cenderung akan menyalahkan salah satu dari orangtua. Reaksi ini sangatlah wajar didapatkan. Sehingga ketika orangtuanya kawin lagi ia tidak mudah untuk menerima orang tua barunya (tiri). Sedangkan yang lainnya, adanya persepsi bahwa orang tua tiri kejam dan mempunyai cinta palsu. Banyak orang masih meng-iakan tentang kejahatan orangtua tiri, karena kebanyakan dari mereka hanya menggunakan topeng dalam bergaul dengan anak-anak tirinya. Tetapi yang perlu kita ingat bahwa tidak semua yang namanya orang tua tiri itu kejam dan cinta palsu.

C. Pengaruh Perceraian Orangtua Terhadap Anak.
Merupakan sebuah keniscayaan bagi anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya, membutuhkan tali kasih kasih dari orangtuanya. Merekalah yang harus bertanggung jawab dalam melindungi anak, baik perlindungan secara fisik ataupun secara psikis. Kalau kedua aspek itu diayomi dan rawat sebaik munkin, maka anak akan tumbuh pada kematangan dalam perkembangan dan pertumbuhannya.
Keadaan seperti itu, tidak akan tercapai oleh kehidupan anak jika orangtuanya terlibat permasalahan internal. Misalnya terjadi perselisihan antara bapak dan ibunya. Tetapi, hal itu akan tercapai ketika orangtuanya, baik bapak ataupun ibunya menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam membangun rumah tangganya. Sehingga jika tidak ada yang satunya tidak akan ada yang namanya kehidupan dalam rumah tangga. Dengan demikian terciptalah keluarga yang harmonis yang bisa mengantarkan pada kematangan perkembangan anak.
Namun, yang sering muncul permasalahan adalah tak selamanya keseimbnagan dalam keluarga terjadi. Sering hanya gara-gara perkara kecil menjadi masalah besar yang tak jarang berakhir pada perceraian. Ketika terjadi perceraian itulah anak mulai kebingungan karena sering kebutuhan psikisnya tidak di penuhi. Kebingungan anak sering terletak pada kepemihakan anak. Anak harus memihak kepada siapa. Bapak atau ibu?
Ketika anak mulai bisa mengindentifikasi dirinya dengan lingkungannya yakni ibu dan bapaknya. Pada waktu itulah anak mulai mengimitasi atau meniru tingkah laku orang yang disayangi. Jika itu sudah terbentuk, ketika anak harus pisah dengan orang yang disayangi, maka, akan berpengaruh terhadap psikologis anak. Namun besar-kecilnya akibat dari hal itu, tergantung pada hal-hal berikut:
a. sejauh mana keterikatan anak pada ibu/ bapaknya. Jika ia sudah terikat sungguhan maka, kepergian orang yang disayangi merupakan kejadian yang traumatis bagi anak.
b. Jenis kelamin, anak laki-laki misalnya akan mengidentifikasi tingkah laku ayahnya yang kemudian ia menirunya.
c. Waktu berpisah, anak yang masih di bawah umur 4 tahun masih sering tergantung pada ibunya dan masih belum bisa mengidentifikasi tingkah laku bapaknya. Jadi pada anak yang masih kecil kepergian bapak tidak terlalu berpengaruh terhadap kondisi kejiwaan anaknya.
d. Kekuatan pengasuh (bapak/ ibu) anak dalam menghadapi kejadian itu. Jika misalnya yang mengasuh adalah ibunya bisa mengatasi goncangan-goncangan yang terjadi dengan mudah, maka akibatnya bagi anak tidak begitu buruk .
Sedangkan hal-hal yang mempengaruhi rasa aman dari anak ketika terjadi perceraian, sebagaimana yang dikutip dalam bukunya Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarsah Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja adalah sebagai berikut:
a. kurangnya kasih sayang yang diterima oleh anak. Ketika terjadi perceraian, baik bapak mauapun ibu, sama mempunyai kebingungan dalam menentukan arah kehdupannya. Sehingga mereka mengurusinya masing-masing. Dampak dari itulah sering orang tua tidak lagi memberikan kasih sayangnya sperti semula pada anaknya.
b. Dominasi asuhan orang tua. Ketika orangtuanya cerai, mereka berlomba-lomba mempengaruhi anaknya, karena biasanya bapak atau ibunya tidak mau kehilangannya. Maka mereka mempengaruhinya dengan melebih-lebihkan gaya asuhannya. Pada waktu itulah, anak merasa tertekan dan bimbang.
c. Rumah tangga yang tidak stabil akibat perceraian akan mengakibatkan perasaan aman anak terganggu.
d. Ketika orang tua pisah, mereka terbebani pekerjaan double, sehingga sering dari mereka membuat aturan bagi anaknya yang cenderung terlalu keras. Sehingga anak tiak sebebas semula, disitulah keamanannya akan terganggu.
e. Terlalu memanjakannya. Sering dari orang tua yang baru saja melakukan cerai, mereka merasa bersalah pada anaknya sehingga sebagai tebusannya, mereka melakukan anaknya dengan berlebihan sehingga anak terbiasa dengan pola hidup manja. Inilah yang mengakibatkan sulitnya anak ketika dewasanya berperilaku mandiri.
B. Anak Tiri Menghadapi Orangtua Baru
Kembali pada paradigma berfikir, bahwasanya orang tua tiri itu kejam dan mempunyai rasa cinta palsu terhadap anak tirinya, walaupun tidak semua yang namanya orang tua tiri seperti itu. Namun, merejuk pada arah pemikiran itulah anak lebih cenderung menganggap bahwa orang tua tiri itu kejam, sehingga ia merasa kesulitan untuk menerima orang tua baru dalam hidupnya.
Perasaan anak tiri terhadap orang tua barunya tetap mencurigai kehadirannya, sekalipun mereka (orang tua tiri) bersikap lembut dihadapan anak. Pada waktu itu anak merasa tidak rela kalau kedudukan ibu/ bapaknya digantikan oleh orang lain. Ia lebih rela bila kedudukan ibu/ bapaknya itu tidak seorang pun yang menggantikannya .
Umumnya anak usia di bawah 2 tahun lebih mudah menerima kehadiran ibu/bapak baru, karena pola asuh dari ibu/bapak kandungnya belum begitu tertanam dalam dirinya. Penyesuaian akan lebih sulit dilakukan jika usia anak di atas 2 tahun, terlebih usia 4-5 tahun. Anak sudah mengenal pola asuh, gaya didik, nilai-nilai dan norma yang diterapkan orang tua sebelumnya. Ditambah lagi ada imeg bahwa orang tua tiri, terutama ibu tiri, itu galak, hingga anak pun merasa tak aman dan nyaman dengan kehadiran orang tua tiri.
Terkadang ada orang tua tiri, ketika mereka sudah tidak sabar dalam menanti kesediaan anak tirinya untuk menerimanaya, mereka menggunakan kekuasaannya yang dalam kedudukannya lebih tinggi dari anaknya menggunakan aturan-aturan baru dalam rumah atangganya dengan dalih agar cepat mendapat ketenangan. Sehingga dengan adanya atiran-aturan itulah antara anak dan orang tua tirinya ada jurang pemisah yang sangat lebar. Dan kebanyakan anaklah yang sering tersisihkan dari pada orang tua tirinya.
Dengan deadaan seperti itu biasanya anak dapat kita lihat dari dua kemunkinan yaitu: Pertama, anak itu melwan dengan perlawanan anak yang membela ibu/ bapaknya yang lama dan kedua, menarik diri dari tali percintaan orang tuanya itu, yang seakan-akan berlindung pada bapak/ ibunya yang sebenarnya . Kedua keadaan itu dilakukan dalam angan-angannya mauapun dalam perbuatannya. Inilah gangguan yang dialami anak tiri yang tampak pada kualitas kerjanya ataupun di sekolahnya.

D. Cara Mengatasi Anak Yang Lambat Menerima Orangtua Baru
Bentuk protes anak tiri ketika berkumpul dengan orang tua barunya sangat bermacam-macam sekali, sering ada yan ngompol lagi padahal sebelumnya ia sudah tidak terbiasa ngompol. Ada juga yang mogok makan dengan berbagai alasan dan sebagainya. Pada waktu itulah kondisi psikologis anak terganggu.
Kondisi psikologis ini tak hanya membuat anak sulit menerima kehadiran ayah/ibu barunya, tapi juga si orang tua baru sulit masuk dalam kehidupan si anak. Tugas orang tua barulah untuk melakukan pendekatan dengan si anak. Namun dalam bersikap, baik selagi melakukan pendekatan maupun setelah jadi ayah/ibu tiri, "hendaknya ayah atau ibu tirinya tak over acting ataupun dibuat-buat tapi tulus. Kalau tidak, kesannya jadi tak wajar dan anak pun takkan suka. Selain itu, ibu/bapak tiri pun harus memperhatikan sifat dan karakter anak, karena tiap anak berbeda. Lalu bagaimana seharunya sikap orang tua tiri dalam menghadapi anak tirinya yang belum bias menerimanya. Lakukan hal-hal berikut dengan penuh kesabaran.
c.1. Beri Penjelasan
Jika ayah/ibunya dulu begitu memanjakan anak, maka begitu mendapatkan ibu/ayah tiri yang disiplin, akan terjadi benturan. Misal, dulu anak tak pernah tidur siang, tapi kini harus tidur siang. Perubahan ini membuatnya tak nyaman. Apalagi bila si orang tua tiri juga menerapkan sistem hukuman bila anak melanggar aturan. Dari sinilah anak lantas beranggapan bahwa orang tua tiri itu galak/jahat.
Tentu saja, orang tua tiri tak salah bersikap tegas maupun menerapkan aturan-aturan baru yang berbeda. Yang penting, itu semua disampaikan kepada anak secara lembut dan disertai penjelasan yang dapat diterima si anak. Misal, "Kamu, kan, dari tadi sudah banyak main. Nah, sekarang giliran istirahat. Kalau kamu terus-menerus bermain, nanti kamu capek dan bisa sakit. Kalau sakit, kan, jadi enggak bisa main lagi. Yuk, Tante temani tidur siang sambil Tante bacakan buku cerita."
Atau, anak menolak tidur siang lantaran ingin nonton film kesayangannya di TV. Sebaiknya orang tua tiri tak memaksa, melainkan bujuk ia dengan membuat sebuah komitmen bersama. "Misal, ia boleh menonton film tapi setelah itu harus tidur”. Dengan demikian, selain ia bisa tetap nonton, aturan yang kita buat pun terlaksana. Hingga, konflik antara anak dengan orang tua tiri bisa diminimalisir.
Begitu pun bila orang tua tiri menolak suatu permintaan anak, harus disertai penjelasan yang bisa diterima pikiran anak. Dengan demikian, anak akan mengerti mengapa ia dilarang atau ditolak permintaannya, bukan lantaran orang tua tiri itu galak/jahat.
c.2. Tak Usah Marah
Tak jarang, anak akan membanding-bandingkan orang tua tiri dengan orang tua kandungnya. Meski kesal, tak perlu marah. Jelaskan saja bahwa tiap orang berbeda, termasuk dirinya juga tak sama dengan teman-teman sebayanya. Kemudian, bila memang ada hal-hal baik dari orang tua si anak, tak ada salahnya orang tua tiri mencontoh dan menerapkannya pada anak. Intinya, orang tua tiri harus bersikap terbuka untuk memberikan yang terbaik bagi anak.
kalau anak tetap keras dan sulit menerima kehadiran orang tua tiri, tak usah "panas". Lebih baik, cari penyebabnya mengapa si kecil tetap menolak. Caranya, lakukan observasi dan cari informasi pada pasangan tentang hal-hal yang disukai dan tak disukai anak, serta apa yang harus dilakukan agar si anak tetap tak merasa kehilangan momen indah bersama orang tuanya dulu. Mungkin anak menginginkan ayah atau ibu tirinya seperti orang tuanya dulu.
c.3. Perlakukan Sama
Satu hal diingatkan Romi, jangan sekali-sekali orang tua tiri meminta anak memanggil dirinya dengan sebutan Mama/Papa atau Ayah/Bunda. Biarkan anak yang menentukan, apakah sudah layak panggilan tersebut diberikan pada orang tua tirinya. Selain itu, untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang anak, jangan pernah membanjirinya dengan hadiah. Kasih sayang anak tak dapat dibeli, melainkan harus timbul dengan sendirinya. Lebih baik lihat apa yang dibutuhkan anak, semisal kebutuhan kasih sayang, dibelai, atau berteman. Nah, dari situlah orang tua tiri masuk.
Bila orang tua tiri juga membawa anak, tentu si anak tiri bukan hanya harus beradaptasi dengan orang tua barunya tapi juga saudara barunya. Ini jelas tak mudah buat anak. Hingga, orang tua baru harus memperhitungkan betul segala sikap dan tingkah lakunya terhadap kedua anak ini. Jangan sampai orang tua tiri lebih mementingkan anak kandungnya. Semua anak harus mendapatkan perlakuan yang sama.
Memang, sangat manusiawi jika orang secara naluriah terbawa untuk lebih memperhatikan anak kandungnya. Untuk itu, diperlukan komitmen yang kuat sejak awal oleh suami-istri baru yang masing-masing punya anak ini bahwa masing-masing harus memperlakukan sama kepada semua anak. Jadi, harus ada kesepakatan dan tak boleh dilanggar.
c.4. Berkomunikasi yang Baik
Antara ibu/ bapak tiri dan anak tiri harus ada komunikasi yang baik. Tanpa komunikasi yang baik, hubungan tidak akan terjadi, sehingga tidak adanya pendekatan dan penerimaan dari anak tiri tersebut. Komunikasi bias dilakukan dengan dua macam yaitu, komunikasi verbal dan nonverbal . Komunikasi verbalAdalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan dengan menggunakan kata-kata atau lisan.
Sedangkan komunikasi non verbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi non verbal adalah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Ibu tiri harus bisa berkomunikasi dengan anak tirinya dengan cara verbal dan non verbal. Berlaku sopan, menghargai anak tiri, menyayangi seperti anak kandung sendiri dan tidak pilih kasih atau berlaku adil terhadap anak-anaknya yang lain. Tidak seperti ibu tiri yang ada di film-film, tetapi benar-benar mengasihi anak tiri sama terhadap ayah anak tersebut, tidak berpura-pura mengasihi anak tiri hanya di depan ayah anak tersebut. Sehingga anak tiri dapat menerima ibu tiri mereka sebagai ibu kandung mereka.
Read more

URGENSI MENGENAL TUHAN

Tanpa melihat dampak praktis individual atau sosial yang muncul dari pengenalan terhadap Tuhan, Asmâ`, dan sifat-sifat mulia-Nya, hal itu merupakan satu hal berharga yang dapat berpengaruh dalam kebahagiaan manusia. Karena kesempurnaan manusia terletak pada pengetahuan yang benar berkenaan dengan Diri-Nya. Manusia yang tidak mengenal Tuhan sebagaimana mestinya, ia tidak akan mungkin sampai pada kesempurnaannya, bagaimanapun ia berusaha dan beramal saleh.
Pengetahuan yang benar tentang Tuhan merupakan kesempurnaan spiritual tertinggi yang mampu membawa manusia kepada hakekat di sisi-Nya.

إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ

“Kepada-Nya membumbung perkataan-perkataan yang baik dan amal yang salehlah yang menaikkan-Nya”. (QS. Fâthir : 10)[2]

Syahid Mutahhari dalam konteks ini menuturkan, “Kemanusiaan menusia terletak pada pengetahuannya tentang Tuhan, karena pengetahuan manusia tidak bisa terpisah dari-Nya, bahkan pengetahuan tersebut merupakan hal termulia dan termurni dalam eksistensi-Nya. Sejauh mana manusia mengetahui eksistensi, sistem, awal dan sumber eksistensi itu, maka terbentuklah kemanusiaannya yang separuh dari substansinya adalah ilmu pengetahuan. Menurut perspektif Islam, khususnya dalam perspektif Syi’ah, tanpa memandang efek praktis dan sosial yang ditimbulkan, mengenal Tuhan merupakan tujuan dari manusia dan kemanusiaan itu sendiri”.[3]

Tuhan, Siapakah itu?
Siapa wujud yang disebut Allah oleh orang Arab, God oleh orang Barat, dan Khudo oleh orang Persia? Apa sifat-sifat-Nya? Apa hubungannya dengan kita? Bagaimana cara kita berhubungan dengan-Nya? Dan seterusnya.
Dengan memperhatikan sejarah manusia, kita akan dapat memahami bahwa keyakinan terhadap keberadaan Tuhan telah muncul sejak dahulu kala. Dengan kata lain, sejarah keyakinan terhadap Tuhan muncul seiring dengan keberadaan manusia. Tetapi, hal ini bukan berarti semua orang yang meyakini Tuhan memiliki persepsi dan definisi yang sama.
Polemik dan perbedaan pendapat tentang Tuhan ini sangatlah dahsyat sekali, terlebih di kalangan orang-orang yang mengandalkan akal dan pemikiran pribadi tanpa mendengarkan tuntunan para duta Ilahi. Sebelum kita menjelaskan sifat-sifat Tuhan dalam kaca mata Islam, alangkah baiknya jika kita bandingkan terlebih dahulu konsep Tauhîd dalam Islam dan konsep ke-Tuhanan dan beragama dalam pandangan agama lain. Untuk itu, di sini kami akan bawakan beberapa pandangan para ilmuwan nomor satu dunia mengenai Tuhan.

a. Tuhan Dalam Perspektif Sokrates
Sokrates (399-470) tidak berbeda dengan orang Yunani kebanyakan. Ia meyakini Tuhan yang berbilang. Berdasarkan sejarah filsafat yang dinukil dari karya-karyanya, Sokrates berkeyakinan bahwa manusia tidak butuh lagi bimbingan dan “uluran tangan” Tuhan untuk sampai pada kebahagiaannya. Sokrates juga tidak menyebut sama sekali posisi dan hubungan Tuhan dengan kehidupan manusia, walaupun pada tempat lain ia berkeyakinan bahwa kesempurnaan manusia harus berlandaskan moral dan etika.

b.Tuhan Dalam Perspektif Plato
Plato (348/347-428/427) berasumsi bahwa ada dua eksistensi yang disebut sebagai Tuhan: pertama, kebaikan absolut, dan kedua, Pencipta. Plato beranggapan bahwa kebaikan absolut adalah Tuhan asli atau Tuhan Bapak, sedang Pencipta adalah Tuhan Anak. Menurut keyakinannya, pengetahuan tentang kebaikan absolut sangatlah sulit, bahkan merupakan pengetahuan tersulit yang dapat dicapai. Dua Tuhan ini hanya bisa diketahui dan dipahami oleh para filsuf, di mana mereka adalah pribadi-pribadi yang memiliki keistimewaan spiritual, nalar, dan bahkan fisik. Perlu diingat bahwa bukan sembarang filsuf yang ia maksud. Yang dimaksud adalah hanya para filsuf yang telah menginjak usia 50 tahun yang mampu memahami kebenaran absolut. Sedangkan kelompok lain yang merupakan mayoritas, tidak akan mampu memahami keberadaan-Nya sampai kapanpun.

c. Tuhan Dalam Perspektif Arestoteles
Menurut keyakinan Arestoteles (322/321-384/383), alam senantiasa ada dari sejak dulu kala, dan tidak diciptakan oleh siapa pun. Oleh karenanya, Tuhan versi Arestoteles bukan Pencipta alam, tetapi penggerak alam itu sendiri yang diyakininya sebagai Tuhan; penggerak yang ia sendiri tidak bergerak. Ciri paling dominan yang dimilki oleh Tuhan versi Arestoteles ini adalah ia penggerak dan ia sendiri tak bergerak. Adapun poin penting dalam pengenalan Tuhan dalam perspektif Arestoteles adalah Tuhan tidak layak disembah, dicintai dan dinanti pertolongan-Nya. Tuhan Arestoteles tidak bisa menjawab dan membalas cinta hamba-Nya. Ia tidak memiliki andil sedikitpun dalam setiap tindakan manusia. Ia hanya sibuk memikirkan diri-Nya sendiri.[4]

d. Tuhan Dalam Perspektif Kaum Kristiani Abad Pertengahan
Pada pembahasan faktor-faktor yang membuat orang lari dari agama di Barat, telah kita singgung illustrasi gereja tentang Tuhan. Di sini kita akan tambahkan bahwa pada abad pertengahan, konsep ber-Tuhan adalah salah satu penyebab dari sekian banyak sebab yang berpengaruh dalam kehidupan. Orang-orang yang meyakini keberadaan Tuhan pada era ini selalu berasumsikan bahwa setiap fenomena yang tidak diketahui penyebab aslinya, seperti gerhana matahari dan bulan, mereka larikan semuanya kepada Tuhan dan menganggap Tuhanlah penyebab segalanya.
Kongklusi dari pendapat ini adalah Tuhan hanya bisa diketahui dalam kebodohan mereka, dan secara otomatis, semakin bertambah pengetahuan kita, maka semakin sempitlah ruang lingkup Tuhan, sehingga andaikata pada suatu saat segala tabir yang menutupi manusia tersingkap dan manusia telah memahami faktor naturalis dari berbagai fenomena, niscaya tidak ada tempat lagi bagi Tuhan dalam kehidupannya untuk selamanya.
Berdasarkan persepsi ini, hanya sebagian saja dari eksistensi yang menunjukan keberadaan Tuhan. Eksistensi tersebut adalah eksistensi yang tidak diketahui sebab keberadaan-Nya. August Comte mengatakan, “Ilmu pengetahuan adalah pemisah Tuhan dari kerja-Nya”.[5]
Maksud dari ungkapan ini adalah sampai sekarang manusia berasumsi bahwa sebab dari segala sesuatu adalah Tuhan. Artinya, Tuhan adalah seperti simbol kekuatan yang dipahami oleh mereka. Tak ubahnya bagaikan tukang sihir yang tanpa pendahuluan apapun sanggup menciptakan sesuatu. Contohnya, jika seseorang sakit kepala, kemudian ia ditanya kenapa kau sakit kepala, jawabannya adalah Tuhan yang menciptakannya. Maksud dari ungkapan ini adalah tidak ada faktor alami yang membuat sakit kepala itu. Sebagai konsekuensinya, ketika dipahami bahwa sakit kepala itu disebabkan oleh firus ini dan itu, maka Tuhan tidak mendapatkan tempat lagi di dalam benak mereka. Dan begitulah seterusnya, semakin tersingkap sebab-sebab (segala fenomena alam) yang dulunya terselubung, maka pengaruh Tuhan akan semakin sempit dan sempit hingga akhirnya tidak mereka yakini sama sekali.
Pada dasarnya, kelompok yang meyakini Tuhan seperti ini, mereka menganggap Tuhan tak lebih dari bagian alam semata.[6]

e.Tuhan Dalam Perspektif Galileo
Setelah abad pertengahan berlalu dengan mementaskan parade akbar ilmu-ilmu empiris, para ilmuwan yang tentunya memiliki landasan empirik, seperti Galileo (1564-1642), berpandangan lain tentang Tuhan. Ia berpendapat, “Alam adalah kumpulan dari sekian milyard atom yang tak terhingga. Setiap benda tersusun dari atom-atom itu, sedang “kerja” Tuhan hanyalah menciptakan dan menyediakan atom-atom itu, sehingga ketika alam sudah tercipta berkat Tuhan (sebagai Pencipta atom), ia tidak butuh lagi kepada-Nya, dan berjalan sendiri secara independen”.[7]

f.Tuhan Dalam Perspektif Newton
Newton (1642-1727) menganggap bahwa hubungan Tuhan dan makhluk-Nya seperti hubungan jam dan pembuatnya. Sebagaimana jam bisa berjalan sendiri setelah dirancang dan disusun, alam pun juga demikian setelah diciptakan oleh Tuhan. Secara independen, ia wujud sebagaimana kita lihat sekarang. Newton juga menambahkan satu poin yang menjadi faktor pembeda pendapatnya dengan pendapat Galileo. Ia mengatakan, “Tuhan terkadang turun tangan dalam masalah tertentu. Tuhan juga meluruskan dan menata ketidakteraturan gerak planet-planet, dan mencegah benterokan-benterokan antara bintang satu dengan yang lain”.
Pendapat ini dapat kita katakan sebagai kelanjutan dari pandangan umum yang populer di abad-abad pertengahan yang meyakini Tuhan berada dalam tempat-tempat yang tak diketahui sebabnya. Ketika terungkap bahwa tidak terjadinya bentrokan antara galaksi bukan karena campur tangan langsung dari Tuhan dan sesuai dengan undang-undang ilmiah, maka untuk kesekian kalinya ”kerja” Tuhan kembali menyempit dan terbatas.[8]
Mayoritas ilmuwan yang hidup pada abad ke-17 dan 18 lebih meyakini pendapat Galileo ketimbang yang lain. Keyakinan tersebut, seperti yang kita bawakan sebelumnya, mengatakan, Tuhan menciptakan alam yang – dalam kelanjutannya – tidak membutuhkan lagi kepada Tuhan, seperti sebuah bangunan yang tidak butuh lagi kepada arsitek untuk kelanggengannya.

Ringkasan
1. Kemanusian manusia tergantung pada seberapa banyak pengetahuannya terhadap Tuhan, karena ilmu dan pengetahuan manusia merupakan bagian terpenting dan termulia dari eksistensinya. Mengenal Tuhan juga merupakan tujuan kemanusiaan.

2. Sokrates (399-470 SM.) meyakini adanya beberapa Tuhan, dan manusia untuk sampai pada kebahagiaannya tidak butuh lagi pada petunjuk dan bimbingan Tuhan. Sokrates tidak menjelaskan secara rinci kedudukan Tuhan serta hubungan-Nya dengan kehidupan manusia.

3. Plato (348/7-428 SM.) meyakini adanya dua Tuhan. Namun, hanya para filsuf sajalah yang mampu memahami dan mengenal dua Tuhan tersebut. Itupun setelah melalui beberapa jenjang dan tahapan yang amat padat di usia 50 tahunan. Sedang lapisan masyarakat yang lain, mereka tidak akan dapat mengenal Tuhan untuk selamanya.

4. Arestoteles (322/1-384 SM.) berasumsi bahwa alam itu Qadîm yang tidak diciptakan oleh siapapun. Tuhan versi Arestoteles bukanlah Pencipta alam, akan tetapi Ia hanya penggerak alam. Dalam keyakinannya, Tuhan tidak layak untuk disembah, dicintai, dan tak dapat dinanti pertolongan-Nya, sebab Ia tak mampu menjawab cinta kasih manusia, dan tak dapat melakukan apapun untuk manusia.

5. Kaum Kristiani abad pertengahan memiliki gambaran lain akan Tuhan. Mereka mensejajarkan Tuhan dengan sebab-sebab lain yang berpengaruh dalam kehidupan, dan ketika penyebab sebuah pristiwa tidak mereka ketahui, mereka langsung mengembalikannya kepada Tuhan.

6. Dalam perspektif Galileo, “kerja” Tuhan hanyalah menciptakan atom-atom saja. Dunia, setelah tercipta, tidak lagi membutuhkan Tuhan. Oleh karena itu, ada-tidaknya Tuhan setelah itu tidak berpengaruh sama sekali atas alam. Teori dan pendapat ini banyak dianut oleh para ilmuwan abad ke-17 dan 18-an Masehi.

7. Newton meyakini hubungan Tuhan dan alam seperti hubungan arloji dan pembuatnya. Ia berkeyakinan, sewaktu-waktu Tuhan juga turun tangan untuk mengatur alam. Dan Ia juga mencegah sebagian ketidakteratuan dalam gerak dan perputaran galaksi.
Read more

TASAWUF HAMKA

A. Latar Belakang
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bahwa banyak sekali kaum sufi yang mengatkan dan mendefinisikan ilmu tasawuf yang intinya menyatukan dirinya dengan allah dan mengharuskan untuk meninggalkan eidupan yang terkait dengan kehidupan dunia. Mereka terlalu takut dengan ancaman allah terhadap orang yang mementingkan dunia ketimbang dengan dunia akhiratnya. Seperti ibnu khaldun yang mendefinisikan tasawuf itu adalah orang yang tekun beribadah dan memutuskan hubungan dengan segala sesuatu selain allah SWT.
Dari pengertian itulah, umat islam mempunyai anggapan bahwa mereka akan bertasawuf dengan meninggalkan kehidupan dunia. Padahal islam sebenarnya tidak mengharap seperti itu, akan tetapi seharusnya ada keseimbangan antara dunia dan akhirat, sehingga umat islam tidak lemah ekonominya. Kalau sudah islam lemah ekonominya maka yang jelas, umat islam akan mengurangi rasa solidaritasnya antar umat islam, sehingga persatuan dan kesatuan umat islam tidak tercapai bahkan akan saling memusuhi sesamanya.
Karena itulah, lahirlah seorang hamka yang membawa konsep baru dalam dunia tasawuf dan hamka tahu betul akan kondisi umat islam saat ini, karenanya beliau menganggap hubungan sesama manusia juga merupakan urusan dirinya bahkan beliau berkata dalam bukunya "Negara itu adalah diri dan diri ini adalah negara".



B. Rumusan Masalah
Untuk lebih jelasnya tentang pemikiran hamka, penulis uraikan beberapa rumusan masalah sebagai landasan dalam penulisan makalah ini.
1. Siapa hamka itu?
2. Bagaimana pemikiran tasawuf hamka?
3. Bagaimana corak pemikiran hamka?
4. Apa saja karya-karya hamka?

A. Biografi Hamka
Hamka merupakan singkatan dari haji abdul malik bin abdul karim amrullah. Beliau adalah seorang ulama, aktifitas politik dan penulis besar Indonesia. Beliau lahir pada tanggal 17 februari 1908 dikampung molek. Hamka mendapat pendidikan rendah disekolah dasar meninjau sampai tingkat darjah dua. Ketika usia hamka mencapai 10 tahun, ayahnya yang bernama ssyeh karim bin amrullah atau terkenal dengan sebutan hajirasul, telah mendirikan sumatera thawalib dipadang panjang. Ditempat itulah hamka mempelajari ilmu agama dan mendalami ilmu bahasa arab, tetapi pada waktu itu hamka belajar disebuah surau dan masjid yang dipandu langsung oleh syekh ibrahim musa dan masih banyak lagi para syekh yang mengajarinya.
Pada tahun 1927 hamka memulai karirnya sebagai guru agama dimedan dan guru agama di padang panjang. Setelah itu hamka dilantik sebagai pengajar di universitas islam Jakarta pada tahun 1957 hingga tahun 1958. dan dilantik menjadi rector perguruan tinggi islam dan professor universitas mostopa, Jakarta. Pada tahun 1951 sampai 1960 beliau diangkat menjadi pegawai tinggi agama oleh menteri agama. Tetapi setelah mendapat pertimbangan dari soekarno untuk memilih antara pengawai negeri dan sebagai aktifitis politik majelis syuro muslimin Indonesia (masyumi), beliau memilih meninggalakan jabatannya itu.
Hamka juga aktif digerakan islam melalui kubuh muhammadiyah, dia juga ikut membangun muhammadiyah untuk melawan kurofat, bid'ah, tarekat dan keyakinan sesat dipadang panjang pada tahun 1925. hamka mendirikan pusat latihan pedakwah muhammadiyah pada tahun 1929, dan pada tahun 1931 menjadi dewan konsul muhammadiyah di makasar. Sehingga beliau terpilih menjadi ketua majlis muhammadiyah di Sumatra barat, menggantikan S. Y. sutan mangkuto tahun 1946, pada konferensi muhammadiyah. Setelah itu, pada tahun 1953, hamka terpilih menjadi penasehat pimpinan pusat muhammadiyah, hingga akhirnya beliau diangkat menjadi ketua majlis ulama Indonesia (MUI) oleh menteri agama Indonesia, prof. dr. mukti ali pada tanggal 26 juli 1977. tetapi pada tahun 1981 hamka melepaskan jabatannya karena nasehatnya tidak digubris oleh pemerintah.
Hamka merupakan orang yang aktif di berbagai bidang mulai guru, da'I, pengarang, politikus, sampai menjadi wartawan dan editor dibebagai media diantaranya: pelita andalas, seruan islam, bintang islam, dan seruan muhammadiyah. Diantara karyanya yang paling besar adalah tafsir al azhar (5jilid) yang ditulis dipenjara, kebetulan dia dituduh orang yang pro Malaysia oleh presiden soekarno, dari tahun 1964-1966. sedangkan novel-novelnya yang mendapat perhatian dari kalangan umum dan menjadi teks sastra di Malaysia dan singapura adalah tenggelamnya kapal van der wijk dibawah lindungan ka'bah dan merantau ke deli.
Hamka pernah mendapat penghargaan dan anugrah pada peeringkat nasional dan antar bangsa seperti anugerah kehormatan doctor honoris kausa, universitas al azhar, 1958; doctor honoris kausa, universitas kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelar datuk indono dan pangeran wiroguno oleh pemerintah Indonesia. Akhirnya hamka meninggal dunia pada 24 juli 1981, namun jasad boleh tiada tapi karya-karyanya masih terpatri diberbagai media cetak maupun elektronik.

B. Pemikiran Hamka tentang Tasawuf
Konteks tasawuf seperti yang telah saya paparkan pada pendahuluan itu, menurut hamka akan berdampak negative terhadap perkembangan umat islam, karena paling tidak dengan adanya definisi seperti itu membuat umat islam untuk bermalas-malasan dengan dalih bertasawuf dan berzuhud. Sehingga hamka memutuskan dan membagi tasawuf itu kedalam dua sisi, yaitu: tasawuf sisi negative dan positif , agar umat islam tidak mengikuti gaya tasawuf para shufi yang dalam pengertiannya harus meninggalkan kehidupan dunia. Menurut hamka itu semua tidak sesuai dengan harapan islam yang mengharuskan adanya keseimbangan antanra dunia dan akhirat. Kalau cara shufi yang demikian di praktikkan pada saat sekarang maka manusia akan tersisihkan dalam pergaulannya yang menuntuk menusia harus memiliki tempat yang layak didunia ini karena sesungguhnya dunia dan akhirat tidak bias dipisahkan.
Dalam tasawufnya, hamka menitikberatkan pada kebahagiaan, pemikirannya tentang bahagia bisa dirajut dengan kehidupan dunia, kalau para shufi terdahulu mengharuskan pemutusan terhadap kehidupan dunia untuk mencapai yang namanya ma'rifat dan kebahagiaannya, maka hamka cenderung melihat dunia dengan berbagai perangkatnya menjadi sarana yang perlu untuk mencapai kebahagiaan itu sendiri . Adapun unsur-unsur penyusun kebahagiaan hamka memaparkan faham-faham dari berbagai tokoh seperti: phitagoristen, platonisten aristoteles dan imam al ghazali.
Menurut faham phitagoristen dan platonisten anasir bahagia itu tersusun atas empat sifat utama yaitu: hikmat, keberanian, 'iffah (kehormatan) dan adil . Aristoteles menyusun bahagia dengan lima perkara yaitu: badan sehat, kekayaan cukup, indah sebutan atau terpuji, tercapai yang dicita-citakan dan tajam fikiran. Semua itu jika terkumpul maka akan tercapailah kebahagiaan yang sejati. Setelah mengemukakan pendapat yang dua itu, hamka meaparkan pula tentang penyusun bahagi menurut imam al-ghazali yang tersusun dalam lima bagian yaitu: (1) kebahagiaan akhirat, yakni kebahgiaan yang tiada taranya. Hal ini tidak akan tercapai tanpa bagian yang ke(2) ini, keutamaan akal budi yang meliputi: sempuna akal dengan ilmu, dapat menjaga kehormatan, berani karena benar dan takut karena salah serta adil. Inipun tidak tercapai tanpa melalui bagian ke(3), keutamaan tubuh yang meliputi: sehat, kuat, umur panjang dan elok. Hali ini juga harus melalui bagian ke(4), keutamaan dari luar badan yang terdiri dari: kaya harta, kaya famili, terpandang atau terhormat dan mulia keturunan. Bagian empat ini akan sempurna jika tercapai bagian ke(5), keutamaan yang karena taufiq dan pimpinan Allah yang mengandung empat bagian yaitu: petunjuk, pimpinan, sokongan, dan bantuan Allah.
Dari anasir-anasir bahagia yang diungkap oleh hamka itu, jelaslah bahwa untuk mencapai kebahagian yang sempurna harus melalui kebahagian yang ada didunia, seperti kecukupan harta. Hamka menjelaskan bahwa banyak maksud-maksud suci dari orang yang suci hatinya menjadi terhalang karena kemiskinan . Rukun islam dan juga kewajiban yang lain yang diserukan dalam islam banyak sekali yang membutuhkan peran kehidupan dunia seperti harta karena apabila orang tidak memiliki harta maka untuk melaksanakan rukun islam seperti zakat tidak akan terlaksana, rukun islam yang kelima juga membutuhkan yang namanya uang sebagai ongkos untuk sampai ketanah suci mekkah.
Selain itu sebagai manusia, yang namanya kehormatan tetap menjadi pilihan dalam hidup karena apabila namanya telah tercemar maka orang akan menghindarinya. Menurut hamka penghormatan itu penting walaupun kata hamka " kita tidak boleh takabur dan mencari nama, tetapi tidak terlarang kita berusaha mencari kehormatan dengan memperbaiki budi sendiri. Gila hormat tidak boleh, tetapi menjadi orang terhormat, haruslah jadi tujuan hidup" . Dari itu Jelaslah bahwa kehidupan dunia adalah jalan menuju kebahagiaan yang sejati. Dengan adanya tawaran seperti itu maka jelaslah bahwa pemikiran hamka cocok sekali dengan jaman sekarang ini, karena beliau tidak menyuruh untuk meninggalkan perkara keduniaan bahkan menyuruh kita untuk bekerja keras karena kehidupan dunia merupakan penopang untuk mencapai kebahagiaan yang sejati. Hamka juga menyeru kita untuk kembali kepada tasawuf yang diajarkan oleh nabi Muhammad. Yaitu "memegang sikap hidup yang hati tidak berhasil dikuasai oleh hidup kedunian" . Dengan seperti itu kita hidup boleh bekerja asalkan tidak lebih mementingkan dunia dari pada akhirat.

C. Corak Pemikiran Hamka
Dilihat sepintas corak pemikiran hamka seakan mengacu pada tasawuf falsafi, mengingat konsep tentang tuhan merupakan perkembangan lebih lanjut dari pemikiran para ahli kalam dan filusof. Hamka pun mengakui sendiri dalam buku taswuf modernnya, bahwa itu bukan ciptaan otaknya, mengingat beliau masih muda dan sedikit pengetahuannya akan tetapi, itu hanyalah ditilik dari buku karangan ahli filsafat dan tasawuf islam dibandingkan dengan Al-qur'an dan hadist . Akan tetapi hamka juga banyak mengembalikan kepada Al-qur'an dan hadits sehingga hamper sama dengan tasawuf salafi.
Dengan adanya dua pemikiran itu maka dapat disimpulkan bahwa tasawuf hamka merupakan perpaduan antara salafi dan falsafi dan disbut tasawuf neo-sofiisme. Neo-sofisme berarti sufi yang yang baru dalam artian konteks yang diajarkannya lain dengan ajaran tasawuf terdahulu. Hamka mnyadari betul akan kondisi saat ini yang serba membutuhkan materi sehingga kalau tasawuf terdahulu dikembangkan saat ini maka akan tersisihkan dari dunia social.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kehidupan modern mempunyai cirri khusus, seperti yang dipaparkan oleh Deliar Noer, masyakat modern bercirikan: bersifat rasional, berpikir objektif, menghargai waktu, berpikir jauh kedepan dan bersikap terbuka . Dengan kondisi yang seperti itu, jika ajaran tasawuf yang harus menjauhi dunia itu tidak cocok lagi, yang cocok adalah ajaran tasauf yang bisa menjembati antara kehidupan dunia dan akhirat.

D. Daftar Karya Hamka
1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab.
2. Si Sabariah. (1928)
3. Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929.
4. Adat Minangkabau dan agama Islam (1929).
5. Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929).
6. Kepentingan melakukan tabligh (1929).
7. Hikmat Isra' dan Mikraj.
8. Arkanul Islam (1932) di Makassar.
9. Laila Majnun (1932) Balai Pustaka.
10. Majallah 'Tentera' (4 nomor) 1932, di Makassar.
11. Majallah Al-Mahdi (9 nomor) 1932 di Makassar.
12. Mati mengandung malu (Salinan Al-Manfaluthi) 1934.
13. Di Bawah Lindungan Ka'bah (1936) Pedoman Masyarakat,Balai Pustaka.
14. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1937), Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
15. Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
16. Merantau ke Deli (1940), Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi.
17. Margaretta Gauthier (terjemahan) 1940.
18. Tuan Direktur 1939.
19. Dijemput mamaknya,1939.
20. Keadilan Ilahy 1939.
21. Tashawwuf Modern 1939.
22. Falsafah Hidup 1939.
23. Lembaga Hidup 1940.
24. Lembaga Budi 1940.
25. Majallah 'SEMANGAT ISLAM' (Zaman Jepun 1943).
26. Majallah 'MENARA' (Terbit di Padang Panjang), sesudah revolusi 1946.
27. Negara Islam (1946).
28. Islam dan Demokrasi,1946.
29. Revolusi Pikiran,1946.
30. Revolusi Agama,1946.
31. Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946.
32. Dibantingkan ombak masyarakat,1946.
33. Didalam Lembah cita-cita,1946.
34. Sesudah naskah Renville,1947.
35. Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret,1947.
36. Menunggu Beduk berbunyi,1949 di Bukittinggi,Sedang Konperansi Meja Bundar.
37. Ayahku,1950 di Jakarta.
38. Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950.
39. Mengembara Dilembah Nyl. 1950.
40. Ditepi Sungai Dajlah. 1950.
41. Kenangan-kenangan hidup 1,autobiografi sejak lahir 1908 sampai pd tahun 1950.

E. Kesimpulan
1. Hamka merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah
2. Pemikiran tasawuf Hamka sangat relevan dengan zaman modern, yaitu konsep dari tasawuf Hamka cocok dengan keadaan sekerang karena beliau menyeru agar tidak meninggalkan dunianya sejauh tidak di kuasai hatinya oleh dunia.
3. Hamka tergolong pada tasawuf yang bercorak neo-sufisme
4. diantara karya-karyanya yang paling besar adalah tafsir al-azhar 30 juz dan dibidang tasawuf hamka menulis buku yang berjudul tasawuf modern.

DAFTAR PUSTAKA
Sholehan, H.2006 Relevansi Pemikiran Tasawuf Hamka, Alpha, Surabaya
Hamka. 1984, Revolusi Ideologi dan Keadilan Sosial, Pustaka Panjimas, Jakarta
Hamka. 1993. Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya.Jakarta : Pustaka Panjimas.
Hamka. 1939. Tasawuf Modern. Medan : Yayasan Nurul Islam.
Solihin,M. dan M. Rasyid Anwar. 2005. Akhlaq Tasawuf. Bandung : Nuansa
Jamil, M. 2007. cakrawala tasawuf. Jakarta: gaung persada press.
Haeri, syaikh fadhalla. 2000. jenjang-jenjang sufisme. Yogyakarta: pustaka pelajar.
Read more

Penciptaan Manusia Dalam Al Qur’an

“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sari tanah, kemudian kami menjadikannya air mani pada tempat yang kukuh dan terpelihara (rahim) kemudian kami menjadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging kami jadikan tulang-tulang, maka kami liputi tulang-tulang itu dengan daging, kemudian kami menjadikannya satu bentuk yang lain. Maha suci Allah sebaik-baik pencipta”[1].

“ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari air mani yang bercampur”[2].

Proses kejadian manusia berawal dari dalam kandungan selama lebih kurang sembilan bulan. Selama di dalam kandungan kejadian manusia mengalami beberapa proses: Dari setetes air mani. Setelah beberapa lama, menjadi segumpal darah. Allah berfirman di dalam surat Al-Alaq: “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”[3]. Kemudian setelah beberapa lama menjadi segumpal daging. Kemudian dari segumpal daging tadi dijadikan tulang-tulang yang dibungkus oleh daging-daging tersebut. Kemudian dijadikanlah bentuk rupa yang sempurna.

Di dalam tafsir Mafatihul Gaib dijelaskan: “kami ciptakan seorang makhluk dalam penciptaan pertama yang akan nantinya menjadi manusia akan tetapi dia kami non aktifkan. Dia memiliki mulut tetapi bisu. Dia memiliki telingga tetapi tuli, memiliki mata tetapi buta”. (Tafsir Fakhrurozi, 85/23).

Di dalam hadits Bukhari Muslim, masa tiap-tiap perubahan adalah 40 hari dan setelah sempurna maka Allah mengutus malaikat untuk menulis empat ketentuan:

1. Menuliskan amal perbuatannya selama hidupnya
2. Menuliskan rizkinya kaya atau miskin
3. Menuliskan nasibnya baik atau buruk
4. Menuliskan ajalnya kapan, dimana dan bagaimana ia mati

Di sini penulis kemukakan juga proses penelitian para ahli yang sejalan dengan Qur`an tentang proses kejadian manusia.

Riset dan penelitian ilmiah kontemporer membuktikan bahwa Al-Quran banyak memiliki tanda-tanda ilmiah (sains). Hal ini diperkuat dengan banyaknya lahir buku-buku yang membahas korelasi antara Al-Quran dan sains modern. Meskipun Al-Quran bukanlah buku sains, namun jika ia sarat dengan sinyal-sinyal sains; hal ini tidak dapat dipungkiri keberadaannya.

Hal ini disinyalir oleh Dr. Dzakir Abdul Karim (2003) bahwa Al-Quran bukanlah buku sains, tetapi ia adalah buku yang memuat tanda-tanda (sains) saja. Di dalamnya terdapat 6.000 ayat lebih dan sekitar 100 ayat lebih berbicara masalah sains tersebut.

Dr. Ahmad Syauqi al-Fanjary (2000) menyatakan bahwa masalah reproduksi (al-tanâsul) dan pertumbuhan embrio (nasy’ah al-janîn) merupakan salah satu rahasia ilmiah yang sangat kompleks. Ia begitu rahasia bagi manusia hingga ditemukannya mikroskop yang canggih, seperti mikroskop elektron yang mampu membesarkan benda hingga mencapai 200.000 kali. Hal ini tidak ada sebelumnya, kecuali pada abad ke-20.

Hal ini juga disinyalir oleh Dr. Zakaria Hamîmiy di dalam bukunya al-‘I`jâz al-`Ilmiy fî al-Qur’ân al-Karîm bahwa hingga mendekati abad ke-19 para ahli embrio (ulamâ` al-‘ajinnah) terbagi dua kubu; kubu pertama kelompok yang menyatakan bahwa manusia telah menjadi makhluk (tercipta) dengan sempurna di dalam sperma dalam bentuk yang hina dan kelompok kedua adalah kelompok yang menyatakan bahwa manusia telah tercipta dengan sempurna di dalam sel telur (ovum) seorang wanita. Beliau kemudian menjelaskan bahwa di saat para ilmuwan itu belum mampu untuk mengetahui kebenaran tersebut, kita melihat bahwa Al-Quran sejak empat belas abad silam telah memastikan hal itu…[4]

Hal tidak diragukan lagi merupakan salah satu mukjizat ilmiah dalam Islam yang dikemas dalam Al-Quran sebagai wahyu pamungkas bagi manusia.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhamu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”[5].

Menurut Dr. Zagloul Najjar, surat tersebut dinamakan dengan surat “Al-`Alaq” karena di dalamnya terdapat fase penciptaan manusia. Dimana bentuk dan cara makan embrio itu menyerupai lintah (dûdah al-`alaq)[6].

Adalah Dr. Keith L. Moore, seorang ilmuwan Barat kontemporer pertama yang menulis tentang kelebihan Al-Quran yang lebih maju dalam embriologi. Beliau menulis sebuah buku yang berjudul The Developing Human. Buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan diajarkan di berbagai fakultas kedokteran di Amerika, Jepang, Jerman dan seluruh negara-negara di dunia sebagai referensi embriologi.

Dr. Ketih L. Moore sendiri belum memiliki informasi bahwa awal dari jadinya embrio berbentuk seperti segumpal darah (`alaqah). Untuk menguji kebenaran tersebut, beliau melakukan riset fase awal embrio dalam sebuah mikroskop di laboratorium pribadinya. Beliau melakukan komparasi catatannya dengan bentuk segumpal darah tersebut. Setelah itu beliau sangat tercengang ketika melihat kesamaan bentuk antara keduanya. Akhirnya, beliau memperoleh berbagai informasi (pengetahuan) yang belum diketahuinya dari Al-Quran. Terbukti bahwa Al-qur`an telah menceritakan salah satu kemukjizatanya.

Selanjutnya, fase segumpal darah (`alaqah) berlanjut terus dari hari ke-15 sampi hari ke-24 atau ke-25 setelah sempurnanya proses pembuahan. Meskipun begitu kecil, namun para ahli embriologi mengamati proses membanyaknya sel-sel yang begitu cepat dan aktivitasnya dalam membentuk organ-organ tubuh. Mulailah tampak pertumbuhan syaraf dalam pada ujung tubuh bagian belakang embrio, terbentuk (sedikit-demi sedikit ) kepingan-kepingan benih, menjelasnya lipatan kepala; sebagai persiapan perpindahan fase ini (`alaqah kepada fase berikutnya yaitu mudhgah (mulbry stage)).Mulbry stage adalah kata dari bahasa Latin yang artinya embrio (janin) yang berwarna murberi (merah tua keungu-unguan). Karena bentuknya pada fase ini menyerupai biji murberi, karena terdapat berbagai penampakan-penampakan dan lubang-lubang (rongga-rongga) di atasnya.

Realitanya, ungkapan Al-Quran lebih mendalam, karena embrio menyerupai sepotong daging yang dikunyah dengan gigi, sehingga tampaklah tonjolan-tonjolan dan celah (rongga-rongga) dari bekas kunyahan tersebut. Inilah deskripsi yang dekat dengan kebenaran. Lubang-lubang itulah yang nantinya akan menjadi organ-organ tubuh dan anggota-anggotanya.

Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa embrio terbagi dua; pertama, sempurna (mukhallaqah) dan kedua tidak sempurna (ghair mukhallaqah). Penafsiran dari ayat tersebut adalah: Secara ilmiah, embrio dalam fase perkembangannya seperti tidak sempurna dalam susunan organ tubuhnya. Sebagian organ (seperti kepala) tampak lebih besar dari tubuhnya dibandingkan dengan organ tubuh yang lain. Lebih penting dari itu, sebagian anggota tubuh embrio tercipta lebih dulu dari yang lainnya, bahkan bagian lain belum terbentuk. Contoh, kepala. Ia terbentuk sebelum sebelum bagian tubuh ujung belum terbentuk, seperti kedua lengan dan kaki. Setelah itu, secara perlahan mulai tampaklah lengan dan kaki tersebut. Tidak diragukan lagi, ini adalah I’jâz `ilmiy (mukjizat sains) yang terdapat di dalam Al-Quran. Karena menurut Dr. Ahmad Syauqiy al-Fanjary, kata `alaqah tidak digunakan kecuali di dalam Al-Quran.

Dari penjelasan singkat di atas dapat ditarik sebuah konklusi bahwa Al-Quran bukan hanya sebagai kitab suci yang membacanya merupakan ibadah, namun ia juga merupakan sebuah kitab yang banyak mengandung tanda-tanda ilmiah. Hal ini semakin membuktikan bahwa Al-Quran itu benar-benar wahyu dari Allah, bukan buatan Muhammad SAW. Fakta ini telah banyak dibuktikan oleh para ilmuwan Barat, seperti Maurice Bucaille, Moris Bokay dan yang lainnya. Dan akhirnya mereka mengakui keagungan agama Islam lalu memeluknya.

Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling sempurna dibandingkan dengan machluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dll. Tetapi kita sendiri sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan diri kita sendiri sebagai manusia. Untuk itu marilah kita pelajari diri kita ini sebagai manusia, Siapa diri kita ini? Dari mana asalnya? Mau kemana nantinya? Dan yang paling penting adalah bagaimana kita menempuh kehidupan di dunia ini supaya selamat di dunia dan akhirat nanti?.

[1] QS. Al Mu’minun: 12-15
[2] QS. Addahr: 2
[3] QS 96. Al-’Alaq: 2
[4] Dr. Zakaria Hamîmiy, 2002: 92
[5] QS. Al-`Alaq: 1-2
[6] Harian Ahram, 11/10/2004
Nomor 26/Edisi VI/Th. I
Read more

Mukjizat Penciptaan Manusia Dalam Al Qur’an

“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sari tanah, kemudian kami menjadikannya air mani pada tempat yang kukuh dan terpelihara (rahim) kemudian kami menjadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging kami jadikan tulang-tulang, maka kami liputi tulang-tulang itu dengan daging, kemudian kami menjadikannya satu bentuk yang lain. Maha suci Allah sebaik-baik pencipta”[1].

“ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari air mani yang bercampur”[2].

Proses kejadian manusia berawal dari dalam kandungan selama lebih kurang sembilan bulan. Selama di dalam kandungan kejadian manusia mengalami beberapa proses: Dari setetes air mani. Setelah beberapa lama, menjadi segumpal darah. Allah berfirman di dalam surat Al-Alaq: “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”[3]. Kemudian setelah beberapa lama menjadi segumpal daging. Kemudian dari segumpal daging tadi dijadikan tulang-tulang yang dibungkus oleh daging-daging tersebut. Kemudian dijadikanlah bentuk rupa yang sempurna.

Di dalam tafsir Mafatihul Gaib dijelaskan: “kami ciptakan seorang makhluk dalam penciptaan pertama yang akan nantinya menjadi manusia akan tetapi dia kami non aktifkan. Dia memiliki mulut tetapi bisu. Dia memiliki telingga tetapi tuli, memiliki mata tetapi buta”. (Tafsir Fakhrurozi, 85/23).

Di dalam hadits Bukhari Muslim, masa tiap-tiap perubahan adalah 40 hari dan setelah sempurna maka Allah mengutus malaikat untuk menulis empat ketentuan: 

1. Menuliskan amal perbuatannya selama hidupnya
2. Menuliskan rizkinya kaya atau miskin
3. Menuliskan nasibnya baik atau buruk
4. Menuliskan ajalnya kapan, dimana dan bagaimana ia mati

Di sini penulis kemukakan juga proses penelitian para ahli yang sejalan dengan Qur`an tentang proses kejadian manusia.

Riset dan penelitian ilmiah kontemporer membuktikan bahwa Al-Quran banyak memiliki tanda-tanda ilmiah (sains). Hal ini diperkuat dengan banyaknya lahir buku-buku yang membahas korelasi antara Al-Quran dan sains modern. Meskipun Al-Quran bukanlah buku sains, namun jika ia sarat dengan sinyal-sinyal sains; hal ini tidak dapat dipungkiri keberadaannya.

Hal ini disinyalir oleh Dr. Dzakir Abdul Karim (2003) bahwa Al-Quran bukanlah buku sains, tetapi ia adalah buku yang memuat tanda-tanda (sains) saja. Di dalamnya terdapat 6.000 ayat lebih dan sekitar 100 ayat lebih berbicara masalah sains tersebut.

Dr. Ahmad Syauqi al-Fanjary (2000) menyatakan bahwa masalah reproduksi (al-tanâsul) dan pertumbuhan embrio (nasy’ah al-janîn) merupakan salah satu rahasia ilmiah yang sangat kompleks. Ia begitu rahasia bagi manusia hingga ditemukannya mikroskop yang canggih, seperti mikroskop elektron yang mampu membesarkan benda hingga mencapai 200.000 kali. Hal ini tidak ada sebelumnya, kecuali pada abad ke-20.

Hal ini juga disinyalir oleh Dr. Zakaria Hamîmiy di dalam bukunya al-‘I`jâz al-`Ilmiy fî al-Qur’ân al-Karîm bahwa hingga mendekati abad ke-19 para ahli embrio (ulamâ` al-‘ajinnah) terbagi dua kubu; kubu pertama kelompok yang menyatakan bahwa manusia telah menjadi makhluk (tercipta) dengan sempurna di dalam sperma dalam bentuk yang hina dan kelompok kedua adalah kelompok yang menyatakan bahwa manusia telah tercipta dengan sempurna di dalam sel telur (ovum) seorang wanita. Beliau kemudian menjelaskan bahwa di saat para ilmuwan itu belum mampu untuk mengetahui kebenaran tersebut, kita melihat bahwa Al-Quran sejak empat belas abad silam telah memastikan hal itu…[4]

Hal tidak diragukan lagi merupakan salah satu mukjizat ilmiah dalam Islam yang dikemas dalam Al-Quran sebagai wahyu pamungkas bagi manusia.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhamu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”[5].

Menurut Dr. Zagloul Najjar, surat tersebut dinamakan dengan surat “Al-`Alaq” karena di dalamnya terdapat fase penciptaan manusia. Dimana bentuk dan cara makan embrio itu menyerupai lintah (dûdah al-`alaq)[6]. 

Adalah Dr. Keith L. Moore, seorang ilmuwan Barat kontemporer pertama yang menulis tentang kelebihan Al-Quran yang lebih maju dalam embriologi. Beliau menulis sebuah buku yang berjudul The Developing Human. Buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan diajarkan di berbagai fakultas kedokteran di Amerika, Jepang, Jerman dan seluruh negara-negara di dunia sebagai referensi embriologi.

Dr. Ketih L. Moore sendiri belum memiliki informasi bahwa awal dari jadinya embrio berbentuk seperti segumpal darah (`alaqah). Untuk menguji kebenaran tersebut, beliau melakukan riset fase awal embrio dalam sebuah mikroskop di laboratorium pribadinya. Beliau melakukan komparasi catatannya dengan bentuk segumpal darah tersebut. Setelah itu beliau sangat tercengang ketika melihat kesamaan bentuk antara keduanya. Akhirnya, beliau memperoleh berbagai informasi (pengetahuan) yang belum diketahuinya dari Al-Quran. Terbukti bahwa Al-qur`an telah menceritakan salah satu kemukjizatanya. 

Selanjutnya, fase segumpal darah (`alaqah) berlanjut terus dari hari ke-15 sampi hari ke-24 atau ke-25 setelah sempurnanya proses pembuahan. Meskipun begitu kecil, namun para ahli embriologi mengamati proses membanyaknya sel-sel yang begitu cepat dan aktivitasnya dalam membentuk organ-organ tubuh. Mulailah tampak pertumbuhan syaraf dalam pada ujung tubuh bagian belakang embrio, terbentuk (sedikit-demi sedikit ) kepingan-kepingan benih, menjelasnya lipatan kepala; sebagai persiapan perpindahan fase ini (`alaqah kepada fase berikutnya yaitu mudhgah (mulbry stage)).Mulbry stage adalah kata dari bahasa Latin yang artinya embrio (janin) yang berwarna murberi (merah tua keungu-unguan). Karena bentuknya pada fase ini menyerupai biji murberi, karena terdapat berbagai penampakan-penampakan dan lubang-lubang (rongga-rongga) di atasnya.

Realitanya, ungkapan Al-Quran lebih mendalam, karena embrio menyerupai sepotong daging yang dikunyah dengan gigi, sehingga tampaklah tonjolan-tonjolan dan celah (rongga-rongga) dari bekas kunyahan tersebut. Inilah deskripsi yang dekat dengan kebenaran. Lubang-lubang itulah yang nantinya akan menjadi organ-organ tubuh dan anggota-anggotanya.

Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa embrio terbagi dua; pertama, sempurna (mukhallaqah) dan kedua tidak sempurna (ghair mukhallaqah). Penafsiran dari ayat tersebut adalah: Secara ilmiah, embrio dalam fase perkembangannya seperti tidak sempurna dalam susunan organ tubuhnya. Sebagian organ (seperti kepala) tampak lebih besar dari tubuhnya dibandingkan dengan organ tubuh yang lain. Lebih penting dari itu, sebagian anggota tubuh embrio tercipta lebih dulu dari yang lainnya, bahkan bagian lain belum terbentuk. Contoh, kepala. Ia terbentuk sebelum sebelum bagian tubuh ujung belum terbentuk, seperti kedua lengan dan kaki. Setelah itu, secara perlahan mulai tampaklah lengan dan kaki tersebut. Tidak diragukan lagi, ini adalah I’jâz `ilmiy (mukjizat sains) yang terdapat di dalam Al-Quran. Karena menurut Dr. Ahmad Syauqiy al-Fanjary, kata `alaqah tidak digunakan kecuali di dalam Al-Quran.

Dari penjelasan singkat di atas dapat ditarik sebuah konklusi bahwa Al-Quran bukan hanya sebagai kitab suci yang membacanya merupakan ibadah, namun ia juga merupakan sebuah kitab yang banyak mengandung tanda-tanda ilmiah. Hal ini semakin membuktikan bahwa Al-Quran itu benar-benar wahyu dari Allah, bukan buatan Muhammad SAW. Fakta ini telah banyak dibuktikan oleh para ilmuwan Barat, seperti Maurice Bucaille, Moris Bokay dan yang lainnya. Dan akhirnya mereka mengakui keagungan agama Islam lalu memeluknya.

Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling sempurna dibandingkan dengan machluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dll. Tetapi kita sendiri sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan diri kita sendiri sebagai manusia. Untuk itu marilah kita pelajari diri kita ini sebagai manusia, Siapa diri kita ini? Dari mana asalnya? Mau kemana nantinya? Dan yang paling penting adalah bagaimana kita menempuh kehidupan di dunia ini supaya selamat di dunia dan akhirat nanti?.

[1] QS. Al Mu’minun: 12-15
[2] QS. Addahr: 2
[3] QS 96. Al-’Alaq: 2
[4] Dr. Zakaria Hamîmiy, 2002: 92
[5] QS. Al-`Alaq: 1-2
[6] Harian Ahram, 11/10/2004

Nomor 26/Edisi VI/Th. I
Read more

MEMBANGUN OPTIMISME PADA MASA DEPAN

Masa depan merupakan masa kemungkinan, munkin sukses dan munkin juga gagal. Hal itu terjadi karena masa depan merupakan masa yang yang pasti kita akan lewati namun masih belum sampai, ibarat orang melakukan perjalanan menuju suatu tempat, yang ditempat itu sangat rawan sekali sedangkan jalannya licin dan penuh dengan duri. Bagi kita yang mempunyai keinginan untuk selamat mencapai tempat itu, tentunya kita akan membawa tongkat dan peralatan lainnya agar bisa melewati semua rintangan dan tantangan. Kalau orang itu mempunyai bekal yang cukup untuk melewatinya maka ia akan bisa melewati jalan itu dengan menikmati kelicinan yang mengiringinya. Ia akan merasa puas karena bisa lewat sambil menikmati sajian duri dan Lumpur yang tidak bisa mempengaruhi perjalanan kita. Pada waktu itulah puncak hidup kesuksesan akan terasa. Akan tetapi jika kita yang akan melewati jalan licin itu, tidak mempunyai bekal sama sekali, maka ketika sampai, rasa penyesalan akan datang, karena tidak bisa melewati dan tidak bisa melawan kelicinannya. Bahkan kita akan jatuh dan harus bermandikan Lumpur di sekujur tubuh. Sekarang tergantung pada kita sendiri, jika menginginkannya cerah dan penuh dengan kebahagian maka sebagai actor utama yang akan memerankan di pemintasan itu, mulai saat ini harus berkemas dan mencari bekal. 
Kita harus ingat bahwa setiap diri kita pasti mempunyai keunggulan dan kelemahan. Mustahil manusia tidak mempunyai kelemahan, setiap diri hanya akan mampu menguasai satu atau beberapa bidang saja, tidak munkin kita mampu di segala bidang. Mulai sekarang kita harus mempunyai focus dalam hidup, karena dengan hal itu, akan memberikan standarisasi dalam mencari bekal. 
Kita perlu mengagumi seseorang sebagai rujukan dalam merajut masa depan yang gemilang, akan tetapi kita tidak boleh melihat seseorang dari sisi keunggulannya saja, karena jika itu kita lakukan, maka kita akan berfikir bahwa kita tidak akan pernah mampu menyamainya, yang pada akhirnya akan mematahkan semangat dalam hidup. Kelemahan seseorang yang kita kagumi akan memberikan semangat sehingga kita akan menyadari bahwa setiap insan pasti punya kelemahan. Akhirnya kita akan terbiasa pada ucapan "itu aja punya kelemahan, apalagi saya". Biografi orang sukses perlu kita kaji,karena kita akan mengetahui perjalannya menuju kesuksesan. Dengan sering membaca biografi seseorang, kita akan menemui berbagai cara untuk mencapai apa yang kita cita-citakan. Kesuksesan tidak bisa di sulap dengan bimsalabim, akan tetapi harus dengan proses yang cukup melelahkan.
Kita tidak boleh mender karena latar belakang yang kita miliki, entah karena ekonomi yang tidak memadai atau apalah yang melatar belakangi. Banyak orang yang sukses berasal dari keluarga miskin. Pernah saya temui seorang kepala MAN, semenjak beliau masih menempuh pendidikan, beliau menjadi kuli sawah untuk membiayai sekolahnya. Harta kekayaan tidak begitu mempengaruhi kesuksesan seseorang, akan tetapi yang paling menentukan adalah diri kita sendiri yaitu kemauan. Jika kemauan itu telah tertanam dalam hati, maka pasti keinginan untuk mencapai apa yang kita harapkan akan hadir dalam kita. Bahkan banyak anak orang kaya yang gagal. Mereka kebanyakan menganggap bahwa kekayaan orang tuanya akan mencukupi hidupnya, mereka sudah menganggap sukses walaupun nebeng sama orang tuanya. Bagi anda yang mempunyai orang tua yang kaya, jangan anggap itu sebuah kesuksesan anda, karena masa depan kita bukan masa depan orang tua, tidak munkin kita hidup terus-menerus dengan mereka. 
Ternyata, kesuksesan tidak bisa diukur dengan uang, banyak orang yang mempunyai kekayaan melimpah tidak bisa menikmati kehidupannya. Salah satu contoh, koruptor, secara material mereka mempunyai banyak uang tetapi mereka tidak dicatat sebagai orang sukses. Koruptor yang notabene kaya, mereka adalah orang yang gagal tetapi banyak uangnya.
Definisi sukses sama sekali tidak ada kaitannya dengan uang. Menurut Dewi Aisyah, sukses adalah memanfaatkan dan mengaktulisasikan potensi yang di berikan oleh tuhan kepada kita untuk memberi manfaat bagi kelanjutan dan peningkatan kualitas hidup. Dari definisi itu, yang perlu kita tekankan adalah pemanfaatan potensi dan peningkatan kualitas hidup. Sesuai dengan hadis yang artinya "jika hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka orang itu termasuk orang yang beruntung. Jika hari ini sama dengan hari kemarin maka orang itu termasuk orang yang merugi dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin maka orang itu termasuk orang yang celaka". Dari hadis itu, sangat jelas bahwa kehidupan kita harus ada peningkatan kualitas dari hari ke hari. 
Untuk menggapai kesuksesan itu, ada beberapa hal yang harus kita benahi mulai diri kita sampai kepada sarana untuk mencapai tujuan. Pertanyaan yang sangat mendasar sekali adalah menanyakan tentang diri kita sendiri, menanyakan keunggulan kita dan menyusun rencana untuk masa depan.
A. Berfikir Positif
sering kita alami, ketika ingin melakukan sesuatu atau ketika kita mengikuti lomba, mempunyai perasaan negatif, deg-degan, sehingga sering kita tidak konsentrasi. Untuk menghilangkan itu, kita harus merubah perasaan itu menjadi perasaan positif. Samuel mulia mengatakan, kalau bisa menciptakian negative dan deg-degan, mengapa saya tidak memilih menciptakan hal yang positif? Seharusnya saya bisa karena yang menjalani saya juga, orang yang sama, dengan otak yang sama. (kompas, 11 januari 2009). Perasaan negative ada karena kita menciptakan sendiri. Mulai saat ini perasaan itu kita rubah menjadi positif. 
B. Pengenalan Diri
mempertanyakan diri sendiri sangat di perlukan untuk membangun optimisme diri. Who I am, merupakan pertanyaan mendasar yang tujuannya agar kita menyadari siapa kita sebenarnya. Where I come from, dengan menyakan ini pada diri, kita akan menyadari dari mana kita yang sebenarnya. Kalaupun kita harus berasal dari keluarga yang tergolongon pendidikan dan ekonominya lemah, karena kita sudah mempunyai keyakinan bahwa setiap insan pasti di lahirkan dengan potensinya, hal itu tidak akan berpengaruh negative bagi kita, bahkan bagi yang punya optimisme yang tinggi, itu akan di jadikan motivator dalam hidup. 
C. Membuat Titik Fokus
Setiap kita pasti mempunyai keinginan untuk memboyong semua yang kita harapkan. Tapi ingat, semua manusia tidak akan mampu di segala bidang. Dari itu kita perlu membuat titik focus dari semua apa yang kita harapkan. Focus dalam hidup itu merupakan ukuran ketika kita bertindak, tanpa fokus dalam kehidupan laksana kapas yang di terbangkan oleh angin, terombang-ambing kesana-kemari. Ada satu cerita yang patut kita teladani nilainya, yaitu, suatu hari mahaguru mengundang dua pemanah untuk di jadikan pengawal tetapnya, yang tentunya dengan ujian memanah burung yang sedang terbang. Mahaguru bilang kepada Pemanah I, "panah burung yang terbang itu, kira-kira kamu akan memanah bagian apanya?" Pemanah I menjawab "yang penting saya akan memanah dan burung itu harus mati". Setelah Pemanah I melepaskan busurnya ternyata tidak mengenai burung itu. Kemudian Mahaguru memanggil pemanah II dan menayakan hal yang sama, Pemanah II menjawab dengan tegas "saya akan memanah di bagian kepalanya". Setelah busur dilepas, ternyata pas mengenai di bagian kepalanya. Hikmah yang harus kita ambil dari cerita itu adalah bahwa punya focus dalam diri di masa depan memicu kita pada kesuksesan. Menurut Al-Rise focus sangat penting dalam hidup karena focus kekuatan laser bias mengalahkan sinar matahari menembus baja.

Good Luck
Read more

Amtsalil Qur'an

A. Latar Belakang
Suatu hakikat yang memiliki makna yang tinggi dan tujuannya akan lebih menarik dan akan menggugah hati pembaca apabila dituangkan dengan kerangka ucapan yang baik dan mendekatkan kepada kepemahaman, melalui analogi atau penyamaan dengan sesuatu yang telah diketahui secara yakin. Sudah barang tentu, apabila hakikat-hakikat yang mempunyai makna setinggi dan sebagus apapun tidak akan berpengaruh kepada pembaca, ketika penyajian dan pengucapannya tidak memiliki semacam nilai keindahan dan ketertarikan bagi pembaca, sehingga makna yang dikandung oleh hakikat itu akan sulit di tangkap oleh pembaca.
Tamtsil merupakan kerangka yang menampilkan makna-makna dalam bentuk yang hidup dan mantap dalam pikiran, menyamakan hal yang ghaib dengan yang hadir, yang abstrak dengan konkret dan menganalogikan sesuatu dengan hal yang serupa. Tamsil adalah salah satu gaya Al-Qur’an dalam mengungkapkan berbagai penjelasan dan segi-segi kemukjizatan . Dengan adanya tamtsil banyak makna yang, lebih indah , menarik dan mempesona. Oleh karena itu, tamtsil lebih mendorong jiwa untuk menerima makna yang dimaksudkan dan membuat akal merasa puas dengannya .
Al-Qur’an tidak dapat disamakan dengan karangan-karangan lain yang juga berbahasa arab, karena Al-Qur’an mempunyai bahasa yang begitu memukau. Al-Qur’an bisa menerangkan hal yang abstrak kepada yang konkret, sehingga maksud tujuannya bisa pahami dan dirasakan ruh dinamikanya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang terurai di atas dapat di tarik rumusan permasalahan, guna tidak terjadi perluasan pembahasan. Masalah yang akan di bahas adalah:
1. apa yang dinamakan amtsal?
2. unsur apa saja yang terdapat dalam amtsal?
3. ada berapa macam-macam amtsal?
4. apa fungsi dan tujuan amtsal?


B. Pengertian Amtsal 
Secara bahasa amtsal adalah bentuk jama’ dari matsal yang artinya sama atau serupa, perumpamaan, sesuatu yang menyerupai dan bandingan. Di lihat dari wazannya, kata matsal, mitsil dan matsil sama dengan sabah, sibih dan sabih di dalam segi lafadz maupun maknanya .
Sedangkan secara terminology, amtsal adalah suatu ungkapan yang dihikayatkan dan sudah populer dengan maksud menyerupakan keadaan yang terdapat dalam perkataan itu dengan keadaan sesuatu yang karenanya perkataan itu diucapkan . Maksudnya, menyerupakan sesuatu (seseorang atau keadaan) dengan apa yang terkandung dalam perkataan. Misalnya, رب رمية من غير رام (betapa banyak lemparan panah yang mengena tanpa sengaja). Artinya, banyak pemanah yang mengenai sasaraan itu dilakukan pemanah yang biasanya yang tidak tepat lemparannya. Menurut ahli sastra, amtsal adalah ucapan yang banyak disebutkan yang telah biasa dikatakan orang dimaksudkan untuk menyamakan keadaan sesuatu yang diceritakan orang dengan keadaan sesuatu yang dituju . Misalnya, firman Allah dalam surat al-Hasyr ayat 2, yang artinya “...itulah perumpamaan yang kami buat bagi manusia agar meraka berpikir”. Sedangkan menurut Ibnu Qayyim, amtsal adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hal hukumnya dan mendekatkan sesuatu yang abstrak (ma’qul) dengan indrawi (kongkret) atau mendekatakan salah satu dari dua makhsus dengan yang lain dan menganggap salah satu satunya sebagai yang lain. Kemudian Ibnu Qayyim mengemukakan contoh-contoh yang sebagian besar berupa tasybih sharih (perumpamaan secara langsung), seperti firman Allah dalam surat Yunus:24:
“sesungguhnya masal kehidupan dunia itu adalah seperti air (hujan) yang kami turunkan dari langit”. Sebagian lagi berupa tasybih dhimmi (penyerupaan secara tidak langsung). Seperti coontoh, 
“dan janganlah sebagian kamu menggunjing yang lain. Sukakah salah seorang dari kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka kamu merasa jijik kepadanya” (al-Hujarat: 12). 
Menurut ulama tafsir, matsal adalah menampakkan pengertian abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik yang tertancap di dalam jiwa, baik dengan betuk tasybih (penyerupaan) maupun majaz mursal (ungkapan bebas).
Ulama ahli bayan, memberikan definisi amtsal adalah bentuk majaz murakkab yang kaitannya atau konteksnya adalah persamaan. Maksudnya, amtsal adalah ungkapan kiasan yang majemuk, dimana kaitan antara yang disamakan dengan asalnya adalah karena adanya persamaan. 

C. Unsur-Unsur Amtsal Al-Qur’an
Amtsal terdiri dari beberapa unsur, sebagaimana dalam tasybih yang meliputi tiga unsur berikut:
1. al-musyabbah (yang diserupakan); yaitu sesuatu yang diceritakan 
2. al-musyabbah bih (asal cerita atau tempat menyamakan); yaitu sesuatu yang dijadikan tempat menyamakan
3. wajh al-syibh (segi atau arah persamaan), yaitu arah persamaan antara kedua hal yang disamakan tersebut.
Seperti firman Allah dalam surat yunus ayat 24
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya.........”
المشبة : kehidupan dunia
المشبة به : turunnya air hujan
وجه الشبة : perumpamaan kehidupan dunia yang singkat diserupakan dengan waktu turunnya hujan yang juga singkat.
Dalam kaidah balghah, matsal itu harus terdiri dari ketiga unsur itu. Begitu juga dengan amtsal Al-qur’an. Tetapi, menurut hasil penelitian para penulis Al-qur’an, amtsal Al-qur’an, baik yang berbentuk isti’arah, tasybih maupun majaz mursal, tidak selamanya harus ada musyabah bihnya sebagaimana yang berlaku dalam amtsal menurut para ahli bahasa dan ilmu bayan. Sebagaimna amtsal Al-qur’an yang disebutkan para pengarang ulumul Qur’an, ternyata mereka merangkum ayat-ayat Al-qur’an yang mempersamakan keadaan sesuatu dengan sesuatu yang lain, baik yang berbentuk isti’arah, tasbih ataupun majaz mursal, yang tidak ada kaitannya dengan dengan asal cerita .
Adapun alat penyerupaan yang terkandung dalam Al-qur’an, sebagaimana diterangkan oleh Moh. Chaziq Charisma dalam bukunya tiga aspek kemukjizatan Al-qur’an, adalah menggunakan hal-hal berikut:
1. menggunakan kaaf (ك), seperti dalam surat al-Qooriah ayat 4-5
“ Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran (4), Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan”. 
menggunakan ka-anna (كان ), seperti dalam surat al-Qomar ayat 7- 
“ Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan, (7), Mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. orang-orang kafir berkata: "Ini adalah hari yang berat.(8)"
Menggunakan kalimat fi’il yang menggunakan makna tasybeh. Seperti dalam surat al-Insan ayat 19 
“Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.”
Dengan membuang alat tasybeh dan wajah syibehnya. Seperti dalam surat an-Naba’ ayat 10. 
“Dan kami jadikan malam sebagai pakaian”


D. Macam-macam amtsal
Amtsal dalam Al-qur’an ada tiga macam; amtsal musarrahah, amtsal kaminah dan amtsal mursalah
1. amtsal musarrah
amtsal musarrah amtsal yang di dalamnya dijelaskan dengan lafazh matsal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih. Amtsal ini banyak di temukan dalam Al-qur’an. Seperti dalam surat al-Baqaroh ayat 17-20, yang artinya sebagai berikut:
“ Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, Maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat Melihat”(17) “Mereka tuli, bisu dan buta, Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)” (18) Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, Karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati. dan Allah meliputi orang-orang yang kafir” (19). Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu” (20)
Dalam ayat itu, Allah memberikan perumpamaan terhadap orang munafik dengan dua perumpamaan, yaitu diumpamakan dengan api yang menyala dan dengan air yang di dalamnya ada unsur kehidupan. Begitu pula Al-qur’an di turunkan, pertama untuk menyinari hati dan keduanya untuk menghidupkannya. Allah menyebutkan keadaaan orang munafik juga di dalam dua hal, mereka di umpamakan menghidupkan api untuk menyinari dan memanfaatkannya agar dapat berjalan dengan sinar api tadi. Tetapi sayang mereka tidak bisa memanfaatkan api itu, karena Allah telah menghilangkan cahayanya, sehingga masih tinggal panasnya saja yang akan membakar badan mereka, sebagaimana mereka tidak menghiraukan suara Al-qur’an dan hanya berpura-pura membacanya saja. orang-orang munafik itu tidak dapat mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang dari Allah, Karena sifat-sifat kemunafikkan yang bersemi dalam dada mereka. keadaan mereka digambarkan Allah seperti dalam ayat tersebut di atas . Mereka walaupun pancaindera sehat, masih tetap di pandang tuli, bisu dan buta karena tidak dapat menerima kebenaran.
Mengenai matsal mereka yang berkenaan dengan air, Allah menyerupakan mereka dengan keadaan orang ditimpa hujan lebat yang disertai gelap gulita, guruh dan kilat, sehingga terkoyaklah kekuatan orang itu dan meletakkan jari-jemarinya untuk myumbat telinga serta memejamkan mata karena takut petir menimpanya. keadaan orang-orang munafik itu, ketika mendengar ayat-ayat yang mengandung peringatan, adalah seperti orang yang ditimpa hujan lebat dan petir. mereka menyumbat telinganya Karena tidak sanggup mendengar peringatan-peringatan Al Quran itu .
2. amtal kaminah
amtsal kaminah adalah amtsal yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas lafazh tamtsilnya (pemisalan) tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam kepadatan redaksinya dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya . 
Sebenarnya, Al-qur’an sendiri tidak menjelaskan sebagai bentuk perumpamaan terhadap makna tertentu, hanya saja isi kandungannya menunjukkan salah satu bentuk perumpamaan. Intinya, amtsal ini merupakan perumpamaan maknawi yang tersembunyi, bukan lafdhi yang tampak jelas. Contoh, dalam surat al-Isra’ ayat 110
“Katakanlah: "Serulah Allah atau Serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu"
Dalam ayat itu, secara jelas tidak ada perumpamaan, tetapi ayat itu mengandung nilai keindahan. Maksudnya janganlah membaca ayat Al Quran dalam shalat terlalu keras atau terlalu perlahan tetapi cukuplah sekedar dapat didengar oleh ma'mum . Berdasarkan ayat itu, yang menunjukkan ketidak bolehan mengeraskan suara dan ketidak bolehan untuk merendahkan, menurut sebagian ulama di pandang sebagai amtsal kaminah karena sesuai dengan sebuah ungkapan sebaik-sebaiknya perkara itu yang pertengahan. 
3. amtsal mursalah
Amtsal mursalah adalah kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafazh tasbih secara jelas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai matsal. Seperti contoh dalam surat al-baqarah ayat 216

“ Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.
D. Fungsi dan Tujuan Amtsal Al-qur’an
Dengan adanya amtsal Al-qur’an kaum muslimin lebih mudah memahami kandungan al-qur’an. Hal ini dapat di lihat dari hal-hal berikut ini: 
1. Pengungkapan pengertrian abstrak dengan bentuk kongkret yang dapat di tangkap indera, itu mendorong akal manusia dapat memahami ajaran-ajaran al-qur’an. Karena, pengertian abstrak tidak mudah di serap oleh sanubari, kecuali setelah digambarkan dengan hal-hal yang konkret sehingga mudah di cerna.
2. Matsal Al-qur’an dapat mengungkapkan kenyataan dan mengonkretkan sesuatu yang abstrak. Sebagaimana terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 275 yang mengumpamakan oarng-orang pemakan riba yang di tipu oleh hawa nafsunya, yang di serupakan dengan yang sempoyongan karena kemasukan setan.
3. Dapat mengumpulkan makna indah lagi menarik dalam ungkapannya yang singkat dan padat. Seperti dalam surat al-Mu’minun ayat 53.
4. mendorong orang giat beramal melakukan hal-hal yang dijadikan perumpamaan yang menarik dalam Al-qur’an. Seperti firman Allah mengenai orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah akan diberikan kebaikan yang banyak, hal itu terdapat dalam surat al-Baqaroh ayt 261
5. Menghindarkan orang dari perbuatan yang tercela yang dijadikan perumpamaan dalam al-qur’an, setelah dipahami kejelekan perbuatan tersebut. Seperti Allah melarang bergunjing, yang terdapat dalam surat al-Hujurot ayat 12
6. Memuji orang yang di beri matsal, seperti Allah memuji para sahabat, yang terdapat dalam surat al-Fath ayat 29
7. Untuk menggambarkan dengan matsal itu sesuatu yang mempunyai sifat yang di pandang buruk oleh banyak orang. Misalnya tentang keadaan yang dikaruniai kitab Allah tetapi ia tersesat tidak mengamalkannya (al-A’raf ayat 175-176)
8. Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasehat, lebih kuat dalam memberikan peringatan dan dapat memuaskan hati. Misalnya surat az-Zumar ayat 27.


E. Kesimpulan
1. matsal adalah menampakkan pengertian abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik yang tertancap di dalam jiwa, baik dengan betuk tasybih (penyerupaan) maupun majaz mursal (ungkapan bebas).
2. unsur-unsur matsal ada tiga yaitu:
a. al-musyabbah (yang diserupakan);
b. al-musyabbah bih (asal cerita atau tempat menyamakan); dan
c. wajh al-syibh (segi atau arah persamaan).
3. macam-macam amtsal ada tiga, yaitu: amtsal mursalah, amtsal kaminah dan amtsal mursalah.
4. Pengungkapan pengertrian abstrak dengan bentuk kongkret yang dapat di tangkap indera, itu mendorong akal manusia dapat memahami ajaran-ajaran al-qur’an. Karena, pengertian abstrak tidak mudah di serap oleh sanubari, kecuali setelah digambarkan dengan hal-hal yang konkret sehingga mudah di cerna.

DAFTAR PUSTAKA

Al-qur’an digital
Al-qattan, Manna Khalil. 2009. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Jakarta pustaka litera antar nusa.
Charisma, Mohammad Chadziq. 1991. Tiga Aspek Kemukjizatan Al-qur’an. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Chirzin, Muhammad. 1998. Al-qur’an dan Ulumul Qur’an. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.
Djalal, Abdul. 1998. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu.
Supiana dan Karman m. 2002. Ulumul Qur’an. Bandung: Pustaka Islamika
Read more